Selasa, 11 Maret 2008

The Chronicle of Flarion (101-End) By: Junaidi Halim

Bab 101. Pengorbanan dan Keselamatan

Para Pemimpin Bangsa Manusia, Peri, Kurcaci, Mermaid dan Serangga telah terluka semua, bahkan Flarion, Lyrian, Mistyx pun terluka hingga tak dapat berdiri lagi. Tak satu prajurit pun yang berani maju menghadapi Sang Master kegelapan yang sedang murka. Tubuhnya yang terluka mengeluarkan darah hitam yang baunya busuk dan sangat beracun. Tanah yang terkena tetasan darahnya pun langsung berubah menjadi hitam dan terkutuk. Angin pun berhenti bertiup dan seluruh tumbuhan layu ketika Lord of Darkness menginjakkan kakinya di dunia setelah ribuan tahun terkurung dalam dimensi waktu. Dengan mata yang merah seperti api neraka, Lord of Darkness mengayunkan tangannya untuk melancarkan kutukan yang mampu menghanguskan ratusan prajurit sekaligus dan kematian tentu tak dapat dielakkan lagi. Setiap Pasukan sudah siap menerima kematian mereka dengan cara yang paling terhormat ketika cahaya hitam Sang Malaikat maut tiba di hadapan mereka.
Cahaya itu terpantul ketika cahaya keemasan yang penuh kemuliaan tiba – tiba terpancar dari Faith Armor Flarion dan membentuk dinding pertahanan di depan para prajurit. Lord of Darkness sendiri menjadi gemetar menyaksikan cahaya itu dan mundur beberapa langkah karena Sang Master Kegelapan merasakan kehadiran lain di tempat itu, kehadiran satu – satunya yang Maha Kuasa, The One. Tak lama kemudian, Flarion tersadar dari pingsan nya dan mulai berdiri dengan Faith Armor yang terus bersinar. Ia memandang kepada Lord of Darkness tanpa rasa takut karena di hati Flarion ada kuasa lain yang bekerja, kuasa tanpa batas.
‘Bagaimana ini? Bagaimana cara mengalahkan kejahatan yang abadi?’ Pikir Flarion melihat Lord of Darkness yang bahkan tidak dapat dikurung menggunakan kekuatan Orb.
‘Kebenaran dapat mengalahkan kejahatan, Flarion,’ bisik The One melalui hati kecil Flarion,’ Namun tidak ada satu makhluk pun yang memiliki kebenaran murni. Semua makhluk telah jatuh ke dalam kejahatan. Itulah mengapa tidak ada satu makhluk pun dapat menang melawan kejahatan itu sendiri.’
‘Jika begitu yang bisa melawan Lord of Darkness hanyalah Kau sendiri, tuanku The One karena hanya Kaulah yang tidak pernah jatuh ke dalam kejahatan,’ Seru Flarion,’ Katakan apa yang Kau ingin aku lakukan?’
‘Lepaskan Faith Armor mu dan kenakan itu kepada Lord of Darkness!’ Perintah The One.
Flarion terkejut dan tak percaya. Jika ini bukan dalam situasi yang gawat, tentu Flarion pasti menyangka The One sedang bercanda. ‘Apa? Mana mungkin aku menyerahkan armor warisan ayahku satu – satunya kepada Master Kegelapan? Lagipula bagaimana kita bisa memberi si jahat itu kekuatan yang lain lagi dari Faith Armor? Jika kuserahkan Armor ini kepadanya, lalu dengan apa aku dan teman – temanku semua dapat bertahan melawan sihirnya?’
‘Flarion, anakku, ingatlah selalu, di saat paling kelam di dalam hidupmu di mana harapan manusia sudah sirna, berdoa dan percayalah kepada Yang Maha Kuasa. Ia akan memberi pertolongan. Keep Your Faith! Bukankah itu pesan terakhir ayah angkatmu, Jeff The WestSword? Tidakkah kau mau mempercayai pesan terakhir ayahmu? Tidakkah kau percaya aku hendak menjawab semua doamu, Flarion?’ Tanya The One yang seketika itu juga menggetarkan hati Flarion.
‘Terjadilah seperti apa yang Kau kehendaki, Tuanku,’ Jawab Flarion sembari tersenyum dan melepaskan Faith Armornya. Seluruh Pasukan terkejut setengah mati ketika melihat Perisai pelindung Faith Armor menghilang dan terlebih lagi ketika cahaya Faith Armor malah melindungi Lord of Darkness. Semua Prajurit berteriak panik dan mulai mengutuki Flarion yang mereka sangka telah berkhianat. Bahkan pedang dan tombak mereka sudah mengarah ke tubuh Flarion yang terluka parah dan ketika mereka semua sudah siap untuk menghabisinya, Lord of Darkness berteriak luar biasa dashyat.
Cahaya Faith armor terus menekan kekuatan gelap dari Lord of Darkness ke dalam armor itu sendiri. Lord of Darkness yang menyadari dirinya mulai terhisap masuk ke dalam Armor itu menjadi panik dan berusaha melepaskan Faith Armor tetapi ada kuasa yang lebih dashyat yang memaksanya terus mengenakan Armor itu. Dari balik reruntuhan Menara Zerithen, muncullah ke – 6 orb yang sebelumnya tertimbun. Orb – orb itu melayang dan mulai menempel satu persatu pada Faith Armor. Lord of Darkness pun terhisap masuk ke dalam Faith Armor dan dikunci oleh kekuatan 6 orb. Akhirnya Faith Armor itu pun berubah warna dari keemasan menjadi ungu gelap yang menandakan Armor itu telah menjadi benda terkutuk sementara 6 orb menjadi kunci untuk mengurung Sang Master Kegelapan di dalamnya.
Flarion berbisik,’ Faith Armor adalah perwakilan The One di dunia ini. Hanya Dia yang Maha Benar yang dapat mengalahkan kejahatan. Ia mengorbankan Faith Armor yang merupakan perwakilan diri Nya di dunia ini untuk kita semua. Agar kita selamat maka Faith Armor harus menerima kutukan akan kejahatan. Jadi sekarang kita yang telah selamat dari kejahatan harus mempertahankan agar Sang Master tidak kembali lagi ke dunia. Sudah cukup pengorbanan The One untuk satu kali untuk selamanya.’

Bab 102. Pada Akhirnya

‘Ayah! Naga itu mengejarku lagi!’ Seru anak kecil itu berlari – lari menuju seorang pria. Dengan sigap pria itu mengangkat sang anak kecil itu dengan tangan kirinya karena ia tidak memiliki telapak tangan kanan. Dengan mesra pria itu mencium anaknya yang tertawa bahagia sementara Sang Naga yang ditunggangi seorang wanita muda bertangan satu menghampiri mereka.
‘Merrion, jangan selalu bersikap manja kepada ayahmu!’ Seru Lyrian sembari turun dari punggung Mistyx lalu menuju Flarion dan mengecup pipinya. Flarion membalas dengan mengalungkan tangan kanannya yang cacat ke pinggang Lyrian.
‘Akhirnya, sebuah keluarga yang bahagia,’ Seru Mistyx sambil tertawa.
‘Kau juga keluarga kami, paman Naga,’ Balas Merrion dengan mengedipkan mata kecilnya.
‘Hei, jangan menggoda pamanmu seperti itu, anak nakal!’ Kata Lyrian kepada anaknya.
‘Yah, aku akan menghukum dengan memakanmu, anak nakal,’ Goda Mistyx dan dijawab Merrion dengan meloloskan diri dari gendongan Flarion lalu mulai berlari dari kejaran Mistyx. Flarion hanya tersenyum.
‘Menara Guardian telah dibangun dan diperkuat, sayang,’ Kata Lyrian kepada Flarion,’ Di tempat Menara Zerithen runtuh telah dibangun menara yang sepuluh kali lebih kuat di mana Faith Armor yang mengurung Lord of Darkness ditempatkan di sana. Garanox dipenjara oleh Bangsa Peri di WhiteStone sementara The Watcher bunuh diri akibat penyesalannya. Zork melarikan diri dan tidak terdengar kabar beritanya lagi. Kini kita tidak perlu kuatir lagi, bukan?’
Flarion tersenyum dan menjawab,’ Para Guardian telah dibentuk kembali untuk menjaga agar Lord of Darkness tetap terkurung di sana. Akhirnya semua zaman baru telah terbentuk untuk masa depan anak kita dan dunia ini. Kini kau bukan penyihir lagi dan aku bukan ksatria lagi. Kini aku seorang ayah dan kau seorang ibu. Kita akan hidup dengan bahagia dan saling mencintai selamanya di sini.’
Lyrian tersenyum dan mencium Flarion.

Penutup

‘Zork! Sampai kapan kau akan terus membiarkan aku terkurung terus di sini?’ Tanya The Lord of Darkness.
‘Bersabarlah, tuanku, selama kejahatan masih ada di dalam dunia ini maka selalu ada harapan bagi kita untuk bangkit kembali,’ bisik Zork,’ Rencanaku hampir berhasil. Akan tiba saatnya kejahatan dianggap sebagai kebenaran dan kebenaran adalah sebuah kejahatan. Kau akan segera dibebaskan, tuan.’
‘Hei! Apa yang kau lakukan di sana, orang tua? Bukankah kau seharusnya membersihkan bagian utara menara ini?’ Seru seorang penjaga.
Zork cepat – cepat menyembunyikan tongkatnya dan kembali bekerja menyapu lantai menara tempat di mana Lord of Darkness terkurung. Sementara tongkat sihirnya bersinar hijau, tongkat yang disebut The Darkness Scepter. ‘Kejahatan akan segera kembali berkuasa,’ desis Zork.

The End

Tidak ada komentar: