Selasa, 11 Maret 2008

The Chronicle of Flarion (56-60) By: Junaidi Halim

Bab 56. Zaman – Zaman Dunia

Perang Akbar Dunia terjadi jutaan tahun yang lalu di mana hampir tidak ada seorang pun yang dapat mengingat kejadian ini dengan pasti. Namun tidak bagi Bangsa Trex yang memang dicipta untuk menjadi penyimpan sejarah – sejarah agung dunia. Dunia mengenal Bangsa Trex sebagai bangsa abadi yang sangat langka dan cinta damai. Namun sebenarnya Bangsa Trex tidak abadi hanya saja umur hidupnya memang begitu panjang, mencapai 8000 – 10.000 tahun. Karena itu mereka memiliki pengetahuan yang begitu dalam dan ingatan yang amat sangat kuat untuk diwariskan turun temurun sepanjang masa. Setiap Trex wanita hanya dapat melahirkan 2 anak sekaligus sepanjang hidupnya, yaitu pada saat hari ulang tahun yang 3000. Jika sehari saja lewat masa itu maka Trex perempuan itu tidak akan pernah memiliki seorang anak pun. Itulah sebabnya Bangsa Trex sangat langka dan berharga dengan kemampuan uniknya. Walau mereka tidak memiliki sihir, kemampuan teknologi mereka maupun pengetahuan mereka sudah seperti sihir yang sangat kuat.
Zaman pertama, The Creation Age. Kelahiran Langit, Dunia, The Holy Light, The Darkness, The 5 element Dragon yang kemudian disusul dengan makhluk – makhluk magis dan kuno lainnya yang namanya tidak dikenal dunia baru saat ini. Bangsa – bangsa yang ada di masa sekarang adalah bangsa – bangsa yang terbilang paling muda dan paling akhir terbentuk.
Zaman kedua, The Ancient War. Darkness mengangkat dirinya sebagai penguasa dunia dan disebut Lord of Darkness dengan membentuk Pasukan Kegelapan. Perang besar pun terjadi antara Holy Light dan pasukannya dengan Pasukan Kegelapan. Zaman ini berakhir dengan dikalahkannya Lord of Darkness dan dipenjara dalam dimensi waktu. Holy Light mengunci dimensi itu dengan hatinya sendiri.
Zaman ketiga, The Dragon Age. Bangsa Naga penguasa unsur ditunjuk menjadi penjaga dunia. Saat itu hanya tersisa 4 element Dragon karena gugurnya Agair, The Sky Dragon di tangan anaknya sendiri Mistyx, The Fog Terror. Zaman ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya keseimbangan di antara ke-4 naga tersebut tanpa kehadiran Sky Dragon. Masa ini penuh dengan kecurigaan dan kecemburuan.
Zaman keempat, The War of Dragon. Pecahnya Bangsa Naga untuk saling memperebutkan kekuasaan di antara ke-4 element Dragon. Hal ini melibatkan seluruh Bangsa di dunia dan menyebabkan perpecahan besar – besaran.
Zaman kelima, Dark Age. Masa – masa penuh perang dan kesuraman melanda dunia. Bangsa yang satu menghancurkan yang lain. Saling membentuk sekutu dan menyusun kekuatan untuk saling bertempur. Banyak bangsa dan makhluk yang musnah pada zaman ini, termasuk di antaranya Bangsa Trex yang semakin langka. Pada zaman ini pula, banyak makhluk kegelapan yang terhilang sekian lama kembali muncul dan mengacaukan dunia.
Zaman keenam, Hero Age. Munculnya pahlawan – pahlawan besar yang terpanggil dari masing – masing bangsa untuk menghancurkan makhluk – makhluk kegelapan. Pahlawan – pahlawan ini kadang bersatu padu tanpa melihat perbedaan Bangsa maupun perselisihan di antara mereka. Masa ini sering juga disebut dengan: The Hope Age.
Zaman ketujuh, The Guardian Age. Bangsa – bangsa dipersatukan oleh satu kekuatan besar, The Guardian yang lahir dari persahabatan dan persaudaraan pahlawan – pahlawan besar di zaman itu. Jumlah pahlawan – pahlawan itu semakin bertambah dan bersumpah untuk menjaga kedamaian dunia. Pada masa – masa ini hampir tidak terjadi perselisihan ataupun perang.
Zaman kedelapan, The Guardian End. Makhluk – makhluk dunia memang memiliki kegelapan di dalam hatinya. Setelah lama mengalami masa damai mereka semua mulai sombong dan merasa hebat. Lambat laun kesombongan dan harga diri menyebabkan perpecahan. The Guardian mengalami perpecahan dan membubarkan diri. Dunia pun kembali mengalami perpecahan. Kegelapan mulai menunjukkan kekuatan nya kembali.

Bab 57. Kembali ke WhiteStone

Sebuah terowongan terbuka begitu saja di udara dan dari dalamnya muncul Flarion, Fleric, Gnorr dan pada akhirnya Trexien yang melangkah keluar dengan ragu – ragu. Mereka cepat – cepat kembali ke WhiteStone begitu Flarion siuman dan menggunakan Phoenix teleport. Dengan kembali ke WhiteStone Fleric berharap dapat segera mendiskusikan sejarah yang diceritakan Trexien dengan para Dewan Peri yang bijaksana. Apalagi Orb – orb dunia berada dalam bahaya karena menyimpan suatau rahasia yang dapat membebaskan belenggu Lord of Darkness. Namun mereka semua tidak dapat berbicara banyak karena sebagian besar WhiteStone telah hangus terbakar hingga hanya tersisa puing – puing dan reruntuhan saja. Teriakan sedih dan marah Fleric pun terdengar memantul dari satu dinding putih ke dinding lain yang masih tersisa di WhiteStone.
‘Hawkins! Flivia!’ Teriak Flarion. Ia berusaha mencari Hawkins dan Flivia di antara mayat – mayat peri yang bergelimpangan. Selain peri ada begitu banyak mayat Orc, Tengkorak dan Manusia Serigala. Jumlahnya mencapai ribuan bahkan mungkin puluhan ribu. Sepertinya penyerbuan puncak untuk menghancurkan WhiteStone justru terjadi ketika mereka telah pergi meninggalkan istana. Namun pencarian itu tidak lama. Beberapa tiang baja berdiri dengan kokoh di tengah aula istana WhiteStone. Beberapa sosok tubuh tergantung di sana dengan keadaan telah membusuk. Flarion jatuh berlutut dan menangis. Fleric yang tiba kemudian juga tidak dapat menahan perasaan sedihnya. Gnorr menundukkan kepalanya dan Trexien pun tidak berani melihat lebih lama lagi. Mayat Hawkins yang telah membusuk digantung bersama – sama dengan beberapa pahlawan dan dewan peri yang terbunuh dalam perang.
Trexien bergerak sedikit menjauh ke belakang aula utama. Mungkin ia tidak tahan menyaksikan kengerian dan kekejaman yang dilakukan pasukan kegelapan. Trexien memeriksa keadaan istana dan tiba – tiba ia berlutut. Ia mengetuk lantai beberapa kali dan menggaruk – garuk kepalanya yang mungil. ‘Terowongan! Bangssa Serangga!’ Desisnya penuh keterkejutan. Bangsa Serangga telah menghilang beberapa zaman lamanya sejak Hero Age. Berhubung sebagian besar serangga berwajah buruk, beracun mematikan dan mengerikan maka tidak heran mereka dianggap sebagai Bangsa terkutuk yang berbahaya bagi mahluk lainnya. Terlebih lagi dalam perang akbar zaman Ancient War, leluhur Bangsa Serangga adalah pembela Lord of Darkness. Oleh karena itu kehadiran mereka selalu dianggap sebagai ancaman. Bangsa serangga akhirnya dipaksa oleh bangsa – bangsa lainnya untuk mengasingkan diri dalam kegelapan dunia bawah tanah dan menghilang selama beberapa zaman. Bahkan yang terkuat di antara Bangsa ini banyak yang terbunuh di tangan para Pahlawan – pahlawan Bangsa lain yang hidup di dunia atas. Oleh karena itu tidak heran kunjungan Flarion dan teman – teman nya ke liang serangga beberapa waktu lalu mendapat sambutan yang menyakitkan.
Temuan Trexien tentang terowongan rahasia yang berada di bawah lantai sangat menarik perhatian Flarion dan yang lainnya. Terowongan besar itu tertutup begitu rapi dan padat oleh batu – batuan. Jika bukan kaena kekuatan Kapak Gnorr mungkin sangat sulit membuka pintu terowongan tersebut. Memang Bangsa Serangga terkenal dalam membuat terowongan rahasia di dalam bumi.
Walau jumlah korban yang jatuh begitu banyak namun Fleric yakin bahwa seharusnya masih banyak peri yang berhasil selamat atau kemungkinan besar ditawan. Menurut perkiraan Fleric, jumlah prajurit dan rakyat peri yang tewas hanya mencapai 30% saja. Bahkan tidak semua Dewan Peri maupun pahlawan – pahlawan nya ditemukan tewas di antara tumpukan jenazah yang ada. Hal ini membangkitkan semangat juang Fleric untuk membebaskan rakyatnya yang ditawan. Namun mereka juga menyadari bahaya yang harus mereka tempuh di bawah sana. Satu – satunya cara untuk membebaskan tawanan adalah dengan cara sembunyi – sembunyi. Namun itu tidak mudah jika tawanan yang harus dibebaskan berjumlah ribuan orang.

Bab 58. Kembali di Terowongan Serangga

Pertahanan Bangsa Peri di WhiteStone sangat kokoh. Namun jika serangan itu dilakukan dari dalam tentu akan menimbulkan bencana yang sangat besar. Ketika melihat terowongan serangga yang berada di lantai belakang aula utama menjadi sebuah petunjuk bahwa Bangsa Serangga telah bersekutu dengan Pasukan Kegelapan yang terdiri dari Goblin, Tengkorak dan Manusia Serigala untuk menyerang WhiteStone. Bangsa Serangga pasti telah melakukan serangan licik dari dalam istana melalui terowongan ini. Maka Flarion, Fleric dan Gnorr mengambil resiko untuk masuk ke dalam terowongan demi membebaskan tawanan. Itu jika mereka semua belum dimusnahkan atau dimakan hidup – hidup oleh Bangsa Serangga di bawah sana.
Flarion dan teman – temannya pernah memasuki Terowongan Serangga sebelumnya sehingga mereka tidak begitu asing lagi dengan suasana dalam terowongan dan dapat dengan lebih mudah menguasai rasa takut akan kegelapan dan bau yang menyengat. Di Terowongan Serangga, fungsi indera pendengaran dan perasaan adalah hal yang sangat penting dan menentukan hidup matinya mereka. Flarion tidak berani menyalakan obor atau cahaya Faith Armor karena itu artinya sama saja dengan memberitahu musuh keberadaan mereka yang sedang menyusup.
‘Flarion! Ada derap langkah mendekat!’ Desis Fleric di dekat telinga Flarion. Pendengaran Bangsa Peri memang lebih baik daripada kebanyakan manusia biasa. Tak lama kemudian Flarion mendengar bunyi langkah sepasang kaki tersebut. Namun sungguh mengherankan. Hanya sepasang kaki? Kebanyakan serangga memiliki 3-4 pasang kaki. Flarion berhenti dan menahan nafas. Fleric juga melakukan hal yang sama. Namun sungguh suatu kecerobohan, mereka berdua lupa memberitahu Gnorr apa yang sedang terjadi. Gnorr yang memang pada dasarnya tidak memiliki pendengaran yang cukup baik seperti Flarion yang pernah menjadi Forest Watcher atau Fleric si Raja Peri tetap bernafas normal bahkan terus berjalan maju sampai Flarion menahan bahunya. Namun sudah terlambat!
Sepasang langkah kaki misterius itu menghilang begitu saja. Ia pasti telah menyadari kehadiran penyusup sehingga melangkah dengan pelan dan menahan nafasnya. Ada 2 kemungkinan yang benar – benar buruk bagi mereka bertiga. Pertama, orang misterius itu adalah Pasukan Kegelapan yang akan menyerang mereka dari belakang atau kedua, ia telah pergi melaporkan posisi mereka kepada Bangsa Serangga. Maka Flarion memberi kode kepada kedua temannya untuk mundur dengan hati – hati. Tapi sebelum mereka bergerak, sebuah jaring yang lengket telah menyerang mereka bertiga. Gnorr berusaha mengoyak dengan tenaganya yang kuat tetapi sia – sia saja. Maka Flarion pun segera berteriak,’ Phoenix Flare!’
Api berkobar mememnuhi ruangan dan memberi cahaya yang cukup untuk dapat melihat. Mereka bertiga terkejut melihat seorang manusia telah berada di depan mereka dengan posisi menyerang. Yang lebih mengejutkan beberapa peri dengan senjata busur dan anak panah mengarah kepada mereka berdiri di belakang seorang manusia berkulit agak gelap itu.
‘Kong? Apa yang aku lakukan di tempat ini?’ Tanya Fleric dengan keheranan. Di belakangnya Flivia muncul sambil tersenyum melihat Flarion dan yang lainnya.

Bab 59. Musuh atau Sekutu?

Kong terus menyusuri dan melacak jejak Pasukan Goblin yang telah membantai seluruh penduduk desanya hanya karena sebuah orb hitam yang dia sendiri tidak tahu kegunaannya. Pencarian itu berakhir di sebuah camp perang yang besar. Kong bahkan tidak dapat mempercayai penglihatannya sendiri. Ia dengan hati – hati mengintip dari balik bukit kecil tepat di atas camp perang Pasukan Kegelapan. Ribuan Pasukan Goblin, Tengkorak dan Pasukan Serigala tengah bersiap untuk mengadakan perang besar. Kong juga tahu satu – satunya tujuan mereka pastilah Istana WhiteStone yang menurut informasi dari Fleric menyimpan 2 orb yaitu putih milik istana WhiteStone dan hijau milik Peri Hutan. Menghadapi kekuatan seperti ini, Istana WhiteStone pasti akan jatuh apalagi ketika Fleric, sang Raja tidak berada di istananya. Kong pun segera berpikir dan mencari akal.
Kong berlari dan menempuh perjalanan tanpa istirahat selama 3 hari. Ia menuju ke gua – gua batu di Pegunungan Putih dan masuk ke dalam sebuah lorong. Lorong yang terkenal sangat berbahaya karena dihuni makhluk – makhluk kegelapan, yaitu Bangsa Serangga. Lorong itu disebut Terowongan Serangga. Kali ini Kong tidak bersembunyi seperti seorang pencuri tetapi ia masuk dengan gagah berani seperti seorang ksatria dari timur. Ia maju tanpa rasa takut dan meminta bertemu dengan pimpinan Bangsa Serangga.
Bangsa Serangga selama berabad – abad tidak pernah kedatangan tamu. Dan baru – baru ini mereka kehilangan mestika berharga yang menjadi simbol Bangsa mereka yaitu The Black Orb. Tentu saja suasana hati Bangsa Serangga tidak dalam keadaan yang baik. Apalagi setelah mendengar pangakuan Kong yang berani bahwa dialah orang yang telah mencuri orb tersebut. Suara desis dan dengung kemarahan terdengar. Beberapa serangga bahkan sudah maju dan siap memenggal kepala Kong tetapi ada suatu mukjizat terjadi. Suatu mukjizat yang bahkan tidak diketahui dunia di atas sana. Sang Ratu Laba – Laba, penguasa Bangsa Serangga dengan bijaksana menghentikan situasi kemarahan itu dan meminta penjelasan Kong. Cerita Kong tentang kematian keluarga dan rencana busuk Bangsa Goblin membuat suasana menjadi hening. Kebijaksanaan! Hal yang bahkan belum tentu dimiliki setiap penguasa dunia atas yang diterangi matahari ternyata dimiliki oleh seorang penguasa Bangsa yang buruk rupa seperti serangga.
Ratu Laba – Laba itu bernama Arachea, The Web Master. Dengan bijak ia berdiskusi dengan Kong dan memutuskan bahwa menghukum Kong sekarang tidak akan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, ia memutuskan Bangsa Serangga akan berusaha merebut kembali The Black Orb dari tangan Goblin. Kong dihukum untuk menjadi Jenderal Bangsa Serangga dalam mengemban misi mengembalikan The Balck Orb. Jika ia gagal dalam misinya maka Kong bersedia memenggal kepalanya sendiri di hadapan Bangsa Serangga.
Saat itu juga Arachea memimpin ribuan Pasukan Serangga untuk berperang di bawah komando Kong, seekor kalajengking besar bernama RedTail, The Poison Spike dan Kumbang besar bernama Agarach, The Thousand Sting. Pasukan yang terbagi menjadi Pasukan Laba – laba, Kalajengking dan Kumbang itu pun bergerak dan siap untuk berperang. Mereka menggali terowongan dengan kecepatan yang sangat mengagumkan.

Bab 60. Selamat Tinggal Hawkins...

‘Bertahan! Pertahankan pos kalian masing – masing!’ Seru Hawkins memberi semangat kepada Pasukan Bangsa Peri. Ribuan panah berterbangan di udara, berdesingan, bertabrakan dan menutup langit seperti sekerumunan besar lebah. Pasukan Peri terus memanahi Pasukan kegelapan dari atas Benteng WhiteStone dengan komando dari Hawkins. Pasukan Kegelapan yang terdiri dari Goblin dan Tengkorak balas memanah atas komando Goblin hitam yang selalu membawa busur dan anak panah. Namanya adalah Brakar, The Black Arrow, Si Pemanah Hitam dari Bangsa Goblin yang terkenal. Dia telah kembali dengan pasukan yang lebih mengerikan daripada sebelumnya dan kini menunggang seekor naga mengerikan yang bernama Mistyx, The Fog Terror. Sementara itu di bawah Benteng WhiteStone, Pasukan Manusia Serigala berkerumun seperti semut dan sibuk mendobrak Benteng di bawah komando Maxira yang selalu disertai roh Harimau hitam nya. Hawkins benar – benar kewalahan menghadapi ketiga monster ini, apalagi tanpa adanya Rajawali yang telah gugur dalam pertarungan.
Gerbang WhiteStone pun jatuh. Pertahanan Bangsa Peri semakin kacau balau karena Pasukan Serigala kini dapat melakukan serangan ganas melalui serangan jarak dekat. Pasukan Peri akhirnya dipaksa mundur dan masuk ke dalam istana untuk bertahan di sana. Saat ini hanya keajaiban yang dapat menyelamatkan Bangsa Peri dari kemusnahan. Hawkins ingat bahwa ada kekuatan besar yang mengatur kehidupan setiap makhluk dan ia pernah diajarkan Flarion untuk meminta keajaiban kepada -Nya. Hawkins juga pernah melihat Ksatria Jeff melakukan ritual yang sama. Hawkins pun mulai mencoba berlutut dan menundukkan kepalanya. Ia hanya berharap Sang Penguasa Semesta mendengarkan dan segera memberi pertolongan yang ajaib. Dan ternyata benar, Ia menjawab permohonan Hawkins!
Lantai aula utama amblas ke dalam bumi dan menyisakan sebuah terowongan besar. Kong keluar dari dalam sana beserta beberapa serangga. Bangsa Peri yang sedang terdesak dan panik segera balik menyerang Bangsa Serangga tetapi untunglah Kong segera berteriak,’ Kami adalah teman Flarion! Kami adalah sekutu!’ Awalnya Hawkins masih tidak percaya karena Bangsa Serangga dikenal sebagai Bangsa Kegelapan yang tidak dapat dipercaya. Tetapi Pasukan Kegelapan telah mendesak masuk sehingga Hawkins dan Bangsa Peri tidak punya pilihan lain selain mempercayai mereka dan menerima bantuan beruap apapun juga.
Namun jumlah Pasukan Serangga belum tiba seluruhnya. Sebagian besar masih tertahan di tempat lain dan sibuk menggali terowongan sebagai jalan utama. Hal ini karena serangga tidak dapat bertarung di bawah sinar matahari. Kekuatan mereka lemah terhadap cahaya sehingga mereka perlu membuat terowongan yang panjang sebagai jalan utama pasukannya. Tidak ada kemungkinan menang jika mereka secara terang – terangan balik melawan Pasukan Kegelapan dengan kekuatan yang terkumpul sekarang. Kong hanya menawarkan satu solusi yaitu mundur untuk sementara waktu dan menyerang balik ketika Pasukan Serangga telah terkumpul secara utuh. Bangsa Peri akan dilarikan melalui terowongan serangga.
Melarikan diri juga bukan pekerjaan yang mudah apalagi ada ribuan rakyat peri yang harus diselamatkan. Membutuhkan waktu yang lama untuk memasukkan peri – peri ini ke dalam terowongan. Walau terowongan itu cukup besar namun tetap memerlukan komando yang baik agar Bangsa Peri tidak berebutan masuk dan saling injak mengingat kepanikan telah melanda dengan begitu hebatnya. Hawkins dan beberapa parajurit Peri yang berani terus menahan Pintu Istana agar tidak jatuh. Namun serangan demi serangan terus diluncurkan dan korban prajurit peri semakin banyak yang berjatuhan.
Tinggal sedikit lagi rakyat Peri yang tersisa untuk dilarikan melalui terowongan namun pintu istana telah terlebih dahulu jatuh. Maxira sangat marah melihat terowongan yang dibuat Bangsa Serangga dan meloloskan banyak magsanya. Ia segera menyerbu masuk dan diiringi ribuan Pasukan Kegelapan. Tapi dari dalam tanah muncul seekor kumbang yang besar dan terdengar suara serak berseru, ’Thousand Sting!’ Agarach mengeluarkan jurus andalannya dan tiba – tiba dari dalam tubuhnya mengeluarkan ribuan jarum yang mengarah ke Pasukan Kegelapan. Puluhan Goblin, Tengkorak dan Manusia Serigala tumbang seketika tertusuk jarum – jarum beracun Agarach. Namun seekor harimau hitam segera maju dan menyerang Agarach. Untunglah sebelum cakarnya sempat menyentuh Agarach, Hawkins telah memukul mundur sang harimau dengan tombaknya. Ledakan besar terjadi di atap istana dan Seekor Naga menyerang masuk. Sialnya, saat itu juga cahaya matahari ikut masuk dari lubang yang terbuat di atap. Agarach menjerit silau dan segera mundur masuk ke dalam terowongan.
Kong yang menyadari Hawkins dalam bahaya segera melemparkan bom asap yang dalam waktu singkat memenuhi ruangan. ‘Ayo cepat masuk!’ Teriak Kong kepada Hawkins,’ Aku akan meledakkan ruangan dan menutup lubang ini!’ Hawkins segera berlari menuju suara Kong. Tetapi ketika ia sudah berhasil memegang pinggang Kong, sebuah cemeti membelit kakinya hingga terjatuh. Kong mati – matian mempertahankan Hawkins tetapi suara kepak sayap naga terdengar semakin dekat. Hawkins tahu dirinya tidak akan selamat. Oleh karena itu ia mendorong Kong hingga jatuh ke dalam terowongan dan membiarkan dirinya ditangkap oleh Maxira.
Maxira segera mendekat dan mencabut sebilah pisau dari pinggangnya untuk menghabisi Hawkins yang terikat cemeti. Namun mata Maxira terbelalak ketika melihat Hawkins. Di tangan Hawkins terdapat beberapa peledak yang sudah siap diaktifkan. Hawkins menggerakkan tangannya dan menggesekkan peledak tersebut. Percikan api terlihat dan Maxira berteriak keras. Ledakan besar menghancurkan aula utama istana WhiteStone dan mengubur Terowongan Serangga. Di dalam reruntuhan itu terbaring Hawkins, The Forest Watcher yang berani dalam keadaan sekarat. Pada akhirnya ia gugur dengan senyum kemenangan. Harimau hitam meraung kuat dan menyeret Maxira keluar dari reruntuhan namun tidak lama kemudian Harimau itu pun mulai pudar, menandakan bahwa roh tuannya mulai melemah. Pada akhirnya Maxira pun tewas. Harimau Hitam yang merupakan penjelmaan dari kebencian Maxira pun lenyap seketika. Mistyx, The Fog Terror dan Brakar si goblin hitam sangat marah karena tidak berhasil menemukan kedua orb dan Bangsa Peri berhasil melarikan diri. Ia melampiaskan kekesalannya dengan menggantung Hawkins di atas sebuah tiang.

Tidak ada komentar: