Selasa, 11 Maret 2008

The Chronicle of Flarion (51-55) By: Junaidi Halim

Bab 51. Permintaan Terakhir Sang Kekasih

Pintu Istana Quarasia bergetar hebat. Entah sampai kapan pintu istana yang terbuat dari baja dan dilapisi emas itu dapat bertahan menghadapi gempuran yang demikian dashyat. Bangsa Goblin yang mengejar Lyrian dan Merry berhasil menemukan istana di dalam danau dan kemudian menggempurnya. Mereka mendapat perintah dari Kullnor untuk menangkap Lyrian dan Merry hidup atau mati. Hal ini ikut menyeret Puteri Uriel dari kerajaan Quarasia yang tenggelam di dasar danau dan kekasihnya Ksatria Asthar yang telah berubah menjadi unicorn. Merry dan Lyrian berusaha mati – matian bertahan di pintu istana. Mereka sedikit beruntung karena Bangsa Goblin tidak begitu mahir bertempur dalam air namun pemimpin pasukan mereka sangat ahli bahkan dapat dikatakan menguasai pertarungan dalam air. Penyerangan ini dipimpin oleh Cephril, The Haunt Mermaid. Yah, Cephril memang berasal dari Bangsa Mermaid namun ia memilih untuk menjadi pemimpin Pasukan Kegelapan. Dapat dikatakan Cephril mengkhianati bangsanya sendiri. Sebagai Mermaid, tentu saja pertarungan dalam air adalah keahliannya.
Merry dan Lyrian mengusulkan agar Asthar segera meninggalkan istana melalui jalan belakang sementara mereka berusaha mengalihkan perhatian Pasukan Kegelapan. Tetapi Asthar tidak mau meninggalkan kekasihnya, Uriel yang terkena sihir di dalam istana Quarasia. Uriel tidak dapat melarikan diri karena dari pinggangnya ke bawah telah berubah menjadi batu Kristal. Hal ini membut Merry dan Lyrian menjadi merasa sangat bersalah kepada pasangan yang saling mencintai ini. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk bertarung sampai mati membela mereka. Namun hal yang diucapkan tidak semudah yang harus dilakukan. Pasukan Goblin berjumlah sangat banyak dan dipimpin oleh mermaid yang sangat kuat. Hal ini menjadikan kemenangan adalah hal yang mustahil bagi Merry dan Lyrian.
Pertarungan pun tidak dapat dielakkan lagi. Merry terus meluncurkan anak panah untuk menahan Para Goblin menghancurkan pintu gerbang istana. Lyrian juga meluncurkan halilintar karena memang serangan itu yang paling efektif karena air menyalurkan gelombang listrik dan dapat mematikan banyak Pasukan Goblin. Sementara mereka berdua tidak kuatir akan ikut terkena serangan listrik karena air tidak dapat memasuki dalam istana. Oleh Karena itu Merry dan Lyrian terus mempertahankan agar Pasukan Goblin tidak masuk ke dalam istana. Jika mereka berhasil masuk maka serangan mereka berdua dapat dengan mudah dipatahkan.
Menahan Pasukan Goblin di dalam air jauh lebih mudah dibandingkan menahan Cephril yang jauh lebih kuat dalam pertarungan air. Ayunan tombak trisula maupun sihir Cephril berulang kali menghantam telak dinding dan pintu istana, membuat retakan besar yang mengkuatirkan. Serangan Halilintar Lyrian hanya sedikit menyengat bagi Cephril yang bertambah kuat di dalam air. Sementara baik Merry maupun Lyrian sudah semakin lemah karena kelelahan. Dan tiba – tiba sebuah pukulan telak Trisula Cephril menghantam engsel pintu dengan kekuatan penuh dan menyebabkan pintu istana Quarasia menjadi miring, membuka celah yang cukup lebar. Merry yang menyadari itu segera menahan pintu di posisinya semula dengan menggunakan punggungnya. Namun itu tidak mudah karena ribuan Goblin mendorong agar pintu itu semakin miring dan berusaha berebut masuk melalui celah yang dibuatnya.
‘Root Cast!’ Seru Lyrian merapal mantera dan sekejap kemudian tumbuh akar dari lantai istana yang membantu Merry menahan pintu istana untuk tidak semakin miring. Namun sungguh sial bagi Merry, Cephril yang melihat kesempatan segera menusukkan Tombak Trisula nya melalui celah kecil yang terbuka. Tusukkan itu tepat menembus bahu Merry. Teriakan Merry bergema di seluruh istana dan ia pun jatuh ke tanah sambil bersimbah darah dari bahunya yang terluka.
Ketika Merry jatuh, pintu istana sempat menjadi miring dan membuka celah lebar untuk sekian detik sebelum akhirnya tegak kembali akibat terdorong akar mantera dari Lyrian. Namun sekian detik itu memberi waktu yang cukup bagi Cephril untuk menyelinap masuk sebelum celah itu kembali tertutup pintu istana yang kembali tegak. Menyadari musuh telah masuk ke dalam istana, Lyrian segera maju menyerang. ‘Thunder Cast!’ Seru Lyrian sambil menghantamkan Halilintar ke arah Cephril.
Cephril yang sigap segera melemparkan Trisula nya ke arah Lyrian. Halilintar dan Trisula saling menghantam di udara menimbulkan suara ledakan yang keras dan kemudian jatuh ke lantai istana. Lyrian segera mempersiapkan matera lainnya tetapi gerakan Cephril lebih cepat. Sebelum Lyrian mengumpulkan energi sihirnya, tangan kanan Cephril sudah mencekik tenggorokannya dan menghantamkan tubuh Lyrian ke dinding istana. Tangan kiri Cephril mengambil sebuah pisau pendek dan diarahkan ke dahi Lyrian. ‘Matilah kau, Penyihir!’ Seru Cephril dengan ganas.
Derap langkah terdengar cepat menuju Cephril. Sebelum ia sempat menoleh dan mengetahui apa yang terjadi, tubuhnya telah ditabrak oleh seekor kuda dengan kecepatan kilat. Tanduk kuda itu menancap tepat di pinggang Cephril yang menjerit kesakitan luar biasa. Cephril terdorong begitu kuat tanpa bisa melepaskan diri maka satu – satunya cara ia pun menusukkan pisaunya ke leher Sang Unicorn. Ringkikan keras terdengar dan Cephril segera melepaskan diri dari tikaman tanduk sang Unicorn sambil berusaha menjauh. Namun Asthar, Sang Unicorn yang kesakitan tidak mau melepaskan Cephril begitu saja. Asthar menggunakan kedua kaki belakangnya untuk menyepak Cephril sekuat tenaga. Akibatnya Cephril segera terlempar tinggi ke atas hingga menghantam tingkap atas istana dan kembali jatuh menghantam lantai istana dengan begitu kerasnya. Setelah itu Cephril tidak lagi dapat bergerak. Pingsan.
Unicorn Asthar berusaha bertahan namun darah di lehernya mengalir semakin deras. Dengan usaha terakhirnya, ia berusaha menaikkan Merry dan Lyrian di punggungnya dan berlari menjauh, naik ke atas istana menuju kamar Uriel. Samar – samar didengarnya suara pintu istana roboh akibat serbuan Pasukan Goblin. Lyrian yang telah sadar segera menggunakan ramuan untuk membalut luka Merry dan leher Asthar sementara mereka mendengar Pasukan Goblin mulai semakin mendekat. Situasi mereka sudah sangat buruk dan sepertinya mereka semua akan mati di tempat ini. Saat itulah Asthar meringkik lemah kepada Lyrian dan Merry yang disusul dengan tangis Uriel. Awalnya Merry dan Lyrian menyangka Sang Unicorn mengucapkan selamat tinggal akibat luka – lukanya namun ternyata Asthar, Sang Unicorn sedang meminta Merry melakukan sesuatu untuknya.
‘Dia ingin kau membunuhnya untuk...,’ Uriel tidak dapat melanjutkan kata – katanya. Dia menangis dengan hati yang hancur. Namun Merry sudah menangkap tujuan dari pembicaraan ini. Ia pun dengan berat hati dan air mata yang berlinang mencabut pedangnya lalu berlutut di sebelah Asthar yang telah berbaring. ‘Selamat tinggal, wahai Ksatria yang gagah berani. Ceritamu akan menjadi legenda yang tidak akan pernah terlupakan,’ Kata Merry lirih dan ia pun menghujamkan pedangnya ke leher Asthar dan menghabisi nyawanya. Merry kemudian memotong tanduk unicorn Asthar dan mengambilnya dengan sehelai kain. Dengan cepat ia pun mengoleskan cairan sihir dari tanduk unicorn itu untuk membebaskan kutukan Uriel. Namun langkah kaki Pasukan Goblin terdengar makin jelas dan nampaknya mereka sudah berada di balik pintu. Pintu kamar Uriel pun didobrak dengan keras hingga jatuh dan puluhan Goblin masuk ke dalam dengan wajah ganas.
Cahaya bersinar terang membuat para Goblin menutup matanya selama sekejap. Ketika mereka membuka matanya, terlihat seorang Puteri yang sangat cantik berdiri dengan anggun, terbebas dari kutukannya. Namun bukan hanya itu saja yang membuat Para Goblin semakin terkejut. Sisa cairan tanduk unicorn yang tidak terpakai jatuh ke lantai ketika Merry hendak memungut pedangnya dan tanpa sengaja menyiram jasad Asthar. Keajaiban pun kembali terjadi, Asthar yang telah tewas tiba – tiba bersinar terang dan dari jasad fisiknya muncul bayangan tembus pandang namun tetap terlihat jelas berwujud sebagai unicorn. Jiwa Sang Ksatria telah dibangkitkan untuk menyelamatkan kekasihnya. Lalu Jiwa Unicorn Asthar segera menaikkan Uriel, Merry dan Lyrian ke atas punggungnya dan terbang menembus tingkap atas istana seperti hantu dan membawa mereka pergi jauh ke dalam hutan. Merry dan Lyrian tidak dapat percaya bahwa mereka dapat terbang menembus tingkap istana dan air danau tanpa cedera ataupun basah sedikit pun.

Bab 52. Pintu Gerbang dan Jembatan

Atas petunjuk ke-3 Triplycan, Flarion memasukkan tangan kanannya ke dalam sebuah lubang pada dinding bukit batu di hadapan mereka. Tiba – tiba saja muncul cahaya yang membentuk sebuah gerbang kecil pada bukit batu tersebut dan juga muncul tulisan – tulisan kuno yang tidak mereka mengerti artinya. Flarion, Fleric dan Gnorr terpana melihat semua itu. Mereka telah menemukan pintu masuk rahasia markas besar para Guardian. Tapi Triplycan tidak menunjukkan ekspresi terkejut sama sekali seakan – akan dia sudah mengetahui apa yang akan terjadi sebelumnya. Triplycan pun berseru,’Entreashpoam!’ dan pintu itu pun terbuka. Triplycan segera masuk ke dalam dan memberi kode kepada yang lain untuk mengikutinya.
Flarion menarik tangan kanannya dari dalam lubang batu dan hendak mengikuti Triplycan – Triplycan itu. Namun Fleric segera memegang bahu Flarion sambil memberikan kode melalui tatapan matanya. Flarion mengganggukkan kepalanya sebagai tanda ia sudah mengerti maksud Fleric. Maka mereka bertiga pun masuk ke dalam bukit batu dan mengikuti ketiga bersaudara Triplycan itu. Terowongan panjang itu menuntun mereka kepada Ancient Temple yang ternyata terletak jauh di bawah tanah.
The Ancient Temple, markas besar Guardian adalah sebuah bangunan berbentuk Piramida yang terbuat dari emas murni. Untuk dapat tiba ke sana harus melalui sebuah jembatan yang juga terbuat dari emas namun di bawahnya terdapat jurang tanpa dasar. Flarion melemparkan sebuah batu ke dalamnya namun tidak suara atau gema yang menandakan batu itu telah tiba di dasarnya. Jurang itu benar –benar tidak berdasar. Di sisi sepanjang jembatan itu berdiri puluhan patung pahlawan – pahlawan Guardian masa lampau yang juga terbuat dari emas. Pandangan mereka menjadi silau karena begitu banyaknya emas yang memantulkan cahaya dari obor yang dibawa 3 bersaudara Triplycan. Akhirnya mereka telah tiba di pinggir jembatan tersebut.
‘Flarion, kau berjalanlah lebih dahulu menyeberangi jembatan ini dan setibanya kau di ujung sana segera berlutut di hadapan Patung Ksatria Cahaya Suci,’ Kata Triplycan,’ Setelah itu baru kami yang akan menyeberang.’
Flarion menganggukkan kepalanya dan segera melangkahkan kakinya.
‘Aku akan ikut denganmu!’ Seru Gnorr tiba – tiba dan ikut melangkahkan kakinya ke jembatan.
‘Jangan!’ Raung ke-3 Triplycan bersamaan. Dan mereka semua segera tersadar mengapa Triplycan meraung seperti itu. Begitu Gnorr menjejakkan kakinya, jembatan bergetar hebat dan seluruh patung emas yang berada di sisi – sisi sepanjang jembatan menjadi hidup dan menuju ke arah mereka. Flarion yang berada di atas jembatan terjebak. Patung – patung itu mengeluarkan senjata masing – masing dengan sikap mengancam. Flarion segera melancarkan serangan dashyat berupa tinju cahaya dan api Phoenix secara bersamaan namun patung – patung itu tergores pun tidak. Selain terbuat dari emas ada cahaya pelindung yang sangat kuat melapisi tubuh dari patung – patung hidup ini.
Flarion menyangka hidupnya akan segera berakhir ketika patung – patung itu sudah ada di depan hidungnya namun siapa yang akan menyangka patung – patung itu melewatinya begitu saja seakan dia tidak terlihat. Mereka menuju ke belakang Flarion, menuju kawan – kawannya. ‘Ice Frost!’ Seru Fleric dan serangan es pun dimulai bersamaan dengan lemparan kapak raksasa Gnorr maupun panah ketiga Triplycan. Tapi tak satu pun senjata – senjata itu dapat melukai bahkan menggores sedikit saja patung – patung emas tersebut.
‘Flarion! Apa lagi yang kau tunggu! Cepat lari dan berlutut di hadapan Holy Light!’ Seru Triplycan panik. Flarion segera menjawab seruan itu. Ia segera berlari menuju patung yang berada paling ujung jembatan. Patung itu besarnya 3-4 kali patung emas yang lain dan bercahaya paling terang. Dia tidak bergerak seperti yang lain namun tetap berdiri tenang. Flarion mendengar jeritan teman – temannya namun Flarion tidak sempat memandang ke belakang. Ia segera menjatuhkan diri dan berlutut di hadapan Holy Light dan seketika itu juga keributan berhenti. Flarion terengah – engah mengatur nafasnya dan melihat ke belakang. Patung – patung emas secara ajaib sudah kembali ke tempatnya semula. Teman – temannya sedang berjalan gontai ke arah Flarion. Tubuh mereka mengalami sedikit memar – memar ringan.
‘Nyaris saja! Patung – patung itu telah mendesak kami semua ke pinggir jurang,’ Kata Fleric gemetar,’ Mereka sangat kuat bahkan Gnorr pun tidak dapat bertahan oleh dorongan tenaga mereka!’
‘Ayo, kita teruskan perjalanan!’ Seru salah seorang Triplycan.

Bab 53. Rahasia Triplycan

‘Bagaimana kalian bisa kesini!’ Seru seorang anak gemetar ketakutan. Tangannya dibalut oleh secarik kain dan jelas sekali ia tampak kesakitan. Ia menggenggam erat tongkat emas dan memeluk bungkusan dari kain. Flarion menatap tajam manusia yang kurang lebih baru berumur 8-9 tahun itu. Sudah jelas dia lah orang yang menyerang Fleric dan dirinya dengan mantera pembeku yang kuat bahkan sangat kuat sehingga Faith Armor pun tak berdaya. Namun mungkinkah anak sekecil ini manajdi pembunuh seperti yang diceritakan Triplycan?
‘Darah Guardian... Salah satu dari kalian pasti memiliki darah Guardian, keturunan dari Para Guardian yang perkasa pada zamannya, sama sepertiku. Oleh karena itu kalian bisa membuka Gerbang dan melewati penjaga Jembatan Para Ksatria,’ Celoteh anak itu sambil berkeringat dingin. Tubuhnya nampak begitu lemah.
‘Sudah, jangan banyak bicara!’ Bentak Triplycan,’ Berhenti bersandiwara, kau, pembunuh jahat. Hari ini kami akan membantaimu dan pusaka Guardian akan diambil dari tangan kotormu itu. Flarion, apa lagi yang kau tunggu? Bunuh anak itu dan ambil benda pusaka yang ada di dalam pelukannya! Triplycan memandang kepada Flarion yang tidak bergeming.
Flarion balas menatap Triplycan dengan tatapan curiga dan berkata,’ Bagaimana kau bisa tahu kalau aku adalah keturunan Guardian, bahkan diriku sendiri pun tidak tahu hal ini? Bagaimana kau bisa tahu cara – cara memasuki Ancient Temple dengan begitu akurat? Kalian bertiga tentu bukan orang biasa. Katakan terlebih dahulu siapa kalian dan mengapa tidak berterus terang pada kami sebelumnya?’
‘Apa – apaan ini? Lupakah kau kalau aku yang menyelamatkan kalian dari pembunuh jahanam ini di hutan? Bagaimana mungkin sekarang kau mencurigai aku?’ Tanya Salah seorang Triplycan itu dengan marah,’ Anak kecil itulah musuh kalian! Dia adalah pembunuh jahat dari Pasukan Kegelapan!’
‘Aku bukan pembunuh!’ Jawab Anak kecil itu membela diri,’ Aku adalah pelindung Ancient Temple seperti yang diperintahkan ayahku. Oleh karena itu aku dapat masuk ke dalam Ancient Temple dan mengetahui rahasia – rahasianya. Makhluk itulah yang merupakan Pasukan Kegelapan. Dia sendiri yang menyerang kalian dengan sihir hitam untuk melumpuhkan kalian dan melimpahkan fitnah itu kepadaku. Saat itu aku mendekat malah untuk menolong kalian membebaskan kutukan itu. Sudah berhari – hari mereka bertiga mengejarku untuk menemukan Ancient Temple.’
‘Pembohong! Tutup mulutmu!’ Seru Triplycan dengan marah.
‘Hei, para Triplycan! Katakan padaku nama desa tempat kalian berasal! Jika perlu katakan juga nama ketua desa yang memerintahkan kau kemari!’ Perintah Fleric,’ Jika ia bisa mengetahui sejarah tempat ini dengan begitu baik bahkan jauh lebih baik dari para dewan Bangsa Peri tentu dia bukan orang sembarangan bukan? Atau namamu ada hubungan dengan Bangsa Manusia Serigala... bukan kah begitu, Triplycan atau Triple Lycan (Lycan: Manusia Serigala)?
Triplycan terkejut dan kemudian tersenyum. ‘Tak kusangka penyamaranku dapat secepat ini terbongkar oleh kalian. Ternyata kalian memang tidak sebodoh yang kukira,’ kata seorang Triplycan dengan senyum jahatnya,’ Nama orang yang menyuruhku adalah Garanox.’

Bab 54. WolfHunt, The Triple Lycan

‘Namaku adalah WolfHunt, The Triple Lycan. Salah satu Jenderal Besar Pasukan Serigala. Hari ini tak kusangka aku memiliki kesempatan untuk membalaskan dendam saudaraku yang terbunuh dalam pertempuran di WhiteStone. Tentunya kau masih ingat serigala yang kau bunuh dengan tangan kotormu, Flarion!’ Kata WolfHunt dengan tatapan mata penuh dendam. Lalu tiba – tiba ia melolong keras dan wujud manusia Triplycan berubah menjadi 3 Manusia Serigala yang besar. Namun bukan hanya itu, ketiga serigala itu pun bergabung menjadi satu dan berubah menjadi Manusia Serigala yang jauh lebih besar lagi. Ukurannya mencapai 3 kali ukuran Gnorr dengan 3 kepala, 6 lengan atas lengkap dengan cakarnya dan 6 kaki yang panjang.
‘WolfHaunt, The Cerberus!’ Seru Flarion,’ Jadi kau adalah kakak dari Cerberus yang dapat membelah diri menjadi 3 itu.’
‘Benar sekali! Namun jurusku lebih hebat dari Cerberus yang bodoh itu. Jurusku ini tidak memiliki kelemahan maka terimalah kematianmu, Flarion!’ WolHunt berseru sambil menerjang Flarion. Kecepatannya sangat luar biasa. Dengan 6 kaki, ia dapat bergerak 3 kali lebih cepat dari manusia serigala yang paling cepat sekalipun. Maka sebelum Flarion dapat menggerakan satu otot pun, ia sudah diterkam dengan ganas dan jatuh ke lantai. Kedua tangannya diinjak oleh 2 tangan WolfHunt dan demikian juga dengan kedua kakinya diinjak dengan 2 kaki WolfHunt. Namun celakanya WolfHunt masih memiliki 4 tangan dan 4 kaki yang bebas, belum termasuk 3 kepala penuh taring. Semua kelebihan organ tubuh itulah yang digunakannya untuk mencakar dan menggigit Flarion yang terjepit tanpa bisa bergerak. Jika tidak ada Faith Armor, Flarion pasti telah tewas seketika.
Gnorr dan Fleric tentu saja tidak tinggal diam. Pedang Rembulan dalam sekejap telah membelah udara dan mengarah ke leher WolfHunt. Kapak Gnorr diayunkan kuat – kuat ke punggung manusia serigala itu. Keduanya mengenai telak tubuh WolfHunt namun tidak ada yang terjadi bahkan keduanya terpental oleh pantulan senjatanya masing - masing. Gnorr yang tidak percaya akan hal ini segera menyerang kembali dengan kekuatan penuh namun serangannya ditangkis oleh Pedang Rembulan. ‘Lihat Flarion!’ Seru Fleric dengan panik. Tubuh Flarion menggigil karena membeku dan mulutnya memuntahkan darah. Flarion terluka bukan hanya oleh serangan cakar dan gigitan WolfHunt tetapi juga oleh serangan Pedang Rembulan maupun Kapak Gnorr. Menghadapi serangan beruntun seperti ini, Faith Armor pun tidak dapat bertahan lebih lama lagi.
Wolfhunt tertawa puas. ‘Bagaimana? Apakah kalian masih mau menyerang? Tubuhku kebal akan senjata. Untuk hal ini aku harus berterima kasih kepada Flarion yang memberikan kekebalan melalui energi Faith Armor yang sedang kuhisap melalui gigitanku. Selagi aku menghisap habis darahnya, kekuatan Faith Armor menjadi pelindung tubuhku. Jika kalian menyerang maka serangan kalian akan kuteruskan ke tubuh temanmu ini. Dengan kata lain Flarion lah yang akan terluka oleh serangan kalian. Sekarang apa lagi yang dapat kalian lakukan? Tanya WolfHunt mengejek.
Flarion yang hampir kehabisan tenaga karena diserap oleh WolfHunt malah tersenyum. ‘Siapa bilang jurusmu tidak memiliki kelemahan!’ Seru Flarion,’ Kelemahanmu adalah terlalu banyak bicara! Phoenix Flare!’ Flarion mengeluarkan energi apinya tapi bukan untuk dikeluarkan melalui telapak tangan seperti biasa, tetapi ia menahannya dalam setiap pembuluh darahnya. Akibatnya darah Flarion mendidih dan tubuhnya terbakar hebat seakan – akan hendak meledak menjadi seekor Phoenix. WolfHunt terkejut akan perubahan ini dan ia tidak dapat lagi menghisap darah sepanas lava itu. Kesempatanbaik itu digunakan Gnorr untuk menghantam tubuh Wolfhunt sekuat tenaga. WolfHunt pun berteriak dan jatuh di samping Flarion dengan luka lebar di punggungnya. ‘Iron Fist!’ Teriak Flarion mengeluarkan energi terakhir yang tersisa di tubuhnya dan tubuh WolfHunt yang berlum sempat bangkit berdiri telah terlempar kembali menghantam dinding emas hingga retak. Dari ketiga mulutnya yang bau menyemburkan darah hitam. Flarion pun tumbang kehabisan tenaga.
Fleric segera mencabut Pedang Rembulan dan berlari untuk menghabisi musuhnya. Namun sungguh tak disangka WolfHunt bangkit kembali dan dengan kecepatan penuh menerkam Fleric. Fleric tidak sempat menghindar dan ditembus oleh WolfHunt. Lebih tepatnya bayangan Fleric yang ditembus oleh WolfHunt. Sebuah Kapak besar dengan sigap membelah salah satu kepala WolfHunt yang tidak waspada karena panik ketika magsanya hilang begitu saja seperti hantu. Lengkingan serigala terdengar mengerikan di Ancient Temple.
‘Jurus Bayangan dari Pedang Rembulan!’ Seru Fleric dan belasan bayangan nya kembali bermunculan di sekeliling WolfHunt,’ Kekuatanmu berasal dari hasil menyandera seseorang dan menghisap energi kehidupannya sehingga kau menjadi sulit untuk diserang tanpa melukai sanderamu. Sungguh jurus yang sangat pengecut. Tetapi sekarang bagaimana kau bisa menyerangku jika kau tidak dapat membedakan mana diriku yang asli atau hanya sekedar bayangan? Siapa lagi yang mau kau jadikan sandera?’
WolfHunt yang kehilangan satu kepalanya berubah bentuk. Tubuhnya menciut menjadi hanya memiliki 2 kepala, 2 pasang lengan dan 2 pasang kaki. Dia semakin panik karena tidak dapat menjadikan Fleric sebagai sanderanya maka satu – satunya cara ia melompat ke arah Gnorr. Gnorr yang bertubuh besar tidak dapat menghindari serangan kilat itu tetapi tiba – tiba aura dingin sudah berada di dekat WolfHunt dan di depannya muncul sebuah tembok es. Terjangan WolfHunt yang kuat dapat menembus dinding es itu tetapi serangannya menjadi melambat dan memberi Gnorr waktu untuk menghindar ke samping sambil kembali mengayunkan kapaknya. Lengkingan kembali terdengar dan sebuah kepala serigala terjatuh ke lantai. WolfHunt kini berubah bentuk menjadi seekor manusia serigala pada umumnya yang hanya memiliki 1 kepala, sepasang lengan dan sepasang kaki. Ia terlihat lemas tanpa semangat juang. Tubuhnya mulai ketakutan dan gemetar. WolfHunt telah kalah dalam pertempuran ini.

Bab 55. Trexien, The Spirit Protector

WolfHunt tertunduk lesu seperti seekor anjing tua rapuh yang sudah kehilangan kekuatannya ketika Fleric mengikat tangan dan kakinya dengan rantai sementara Gnorr mengalungkan kapak tepat di lehernya. Mereka tidak membunuh WolfHunt agar dapat mengorek keterangan berharga dari mulut baunya. Dan jika dilihat dari tindak – tanduk dan cara bertempurnya yang pengecut maka sedikit teror dan ketakutan akan membuatnya membuka mulut.
‘Katakan, Hai serigala busuk, mengapa Garanox menyuruhmu mengejar anak kecil ini?’ Tanya Gnorr dengan kasar.
WolfHunt tersenyum sinis,’ Bukankah kau dulu juga pengikut Garanox yang setia. Tentu kau lebih banyak tahu daripada aku, bukan?’
Sebuah tinju langsung menghajar WolfHunt sebelum dia lebih banyak bicara dan berkata – kata. ‘Cepat katakan! Jangan membuang – buang waktu kami untuk berurusan dengan makhluk rendah seperti dirimu! Atau kami terpaksa memenggal kepalamu yang tinggal tersisa satu itu!’ Ancam Fleric dengan dingin.
WolfHunt dengan gemetar menceritakan apa yang dia ketahui. Memang tidak banyak informasi yang didapat karena sepertinya Garanox tidak terlalu mempercayai para anak buahnya. Namun yang pasti Garanox memiliki tujuan untuk merebut 6 orb yang ada di dunia dan memerintahkan WolfHunt menemukan Kunci di Ancient Temple. Letak dan segala rahasia Ancient Temple juga diberitahukan Garanox kepada WolfHunt termasuk di dalamnya rencana menjebak Flarion dan menggunakannya sebagai pembuka jalan menuju Ancient Temple. Semuanya ini dilakukan Garanox untuk membebaskan Sang Master, Lord of Dakness.
‘Kunci? Orb? Ada apa semuanya ini? Aku tidak mengerti!’ Dengus Gnorr dengan marah dan kesal,’ Bagaimana semuanya ini bisa membebaskan Master Kegelapan? Sebenarnya ada rahasia apa dengan orb – orb itu?’
‘Kunci yang dimaksud adalah Hati The Holy Light yang kusimpan dalam kotak ini,’ Jawab Sang anak kecil dengan tiba- tiba,’ Orb itu sebenarnya adalah darah ke-5 Naga yang mewakili unsur alam. Hati Holy Light dapat menghubungkan Dimensi Waktu dengan dunia. Darah ke-5 Naga dapat membebaskan ke-5 rantai unsur yang membelenggunya. Namun masih dibutuhkan 1 hal lagi, yaitu: Sang Pewaris. Lord of Darkness sekarang hanya berupa roh dan jiwa tanpa tubuh. Ia membutuhkan seorang pewaris untuk menjadi tubuhnya.’
‘Siapa kau? Bagaimana kau bisa mengetahui semuanya ini?’ Tanya Fleric.
‘ke-5 orb? Tapi menurut keterangan yang kudapat telah muncul 6 orb termasuk The Black orb? Bagaimana mungkin hanya ada 5 orb?’ Tanya Gnorr kebingungan.
‘Aku adalah Trexien, The Spirit Protector. Tugasku saat ini hanya satu yaitu menjaga agar Ancient Temple tetap menjadi tempat rahasia yang tidak pernah diketahui dunia. Hal ini agar tidak ada musuh yang datang dan mencuri hati Holy Light. Aku sudah berada sangat lama di sini. Umurku sudah ribuan tahun dan ketika Guardian dalam masa keemasan, aku yang bertugas menjaga membuat patung – patung emas dan menjaga kondisi Ancient Temple agar tetap baik,’ Kata Trexien memberi penjelasan,’ Mengenai The Orb, ada cerita sendiri bagaimana orb yang berjumlah 5 dapat bertambah menjadi 6, yaitu The Black Orb. Semua ini terjadi karena ulah Para Wizard dan ratuya yang terkutuk itu.’
‘Trexien, bagaimana kau bisa mengetahui tentang mantera jahat maupun orb, hati atau apalah itu. Bisakah kau ceritakan pada kami semua?’ Tanya Fleric.
Trexien menghela nafas panjang.

Tidak ada komentar: