Selasa, 11 Maret 2008

The Chronicle of Flarion (66-70) By: Junaidi Halim

Bab 66. Dark Soul Magic

‘Apa yang terjadi?’ Teriak Flarion tidak percaya,’ Kita baru saja diserang oleh orang – orang yang sudah meninggal?’
‘Ini pasti perbuatan Garanox! Konon aku dengar dia dapat menguasai dan mengendalikan tubuh lawan yang telah meninggal untuk menjadi budaknya. Jurus ini dinamakan Dark Soul Magic karena memakai kekuatan gelap dan kebencian jiwa si pemakai untuk memperbudak tubuh orang lain. Namun sihir kegelapan ini membutuhkan energi yang cukup banyak dan hanya dapat dipakai untuk lawan yang dibenci si pemilik sihir dan telah meninggal. Oleh karena itu Garanox tidak dapat memakainya terlalu sering untuk setiap mayat. Dia hanya memilih orang – orang tertentu saja yang cukup kuat agar energinya tidak menjadi sia – sia,’ Kata Mistyx berusaha menjelaskan sambil terus berusaha menghindar dari kejaran Rajawali dan Hawkins.
‘Hadapi mereka, Mistyx! Sepertinya mereka harus mati untuk kedua kalinya,’ Kata Flarion kepada Mistyx yang memandangnya dengan tatapan tidak percaya.
‘Tapi mereka kan sahabatmu sendiri yang dikendalikan oleh Garanox? Apa kau benar - benar tega untuk menghabisi mereka semua?’ Tanya Mistyx.
‘Salah! Mereka bukan sahabatku! Mereka sekarang hanya sekedar mayat hidup yang dijadikan mainan oleh Garanox. Agar roh Hawkins tenang, aku akan menghentikan Garanox mempermainkan tubuhnya. Ayo maju, Mistyx!’ Seru Flarion.
Maka benturan keras pun terjadi. Mistyx segera menyemburkan kabut beracun dan menghantam tubuh Rajawali dengan keras. Pada saat yang bersamaan Flarion menghantamkan tinjunya ke arah Hawkins. Hawkins dan Rajawali yang terkejut mendapat serangan balasan tidak sempat menghindar dan hanya dapat mundur menghindari kabut beracun Mistyx dan tinju cahaya Flarion. Namun tak lama kemudian Rajawali menghentakkan sayapnya dan menimbulkan angin yang menghembuskan asap beracun itu. Tapi Flarion sudah tidak berada di atas Mistyx. Hawkins melihat ke atas dan Flarion telah menyemburkan Phoenix Flare nya. Hawkins terbakar hebat dan menjerit kuat – kuat. Ia terus berpegangan pada Rajawali yang mulai ikut terbakar. Namun Rajawali menjadi marah dan menghentakkan punggung nya sambil melakukan akrobat di udara. Hawkins pun jatuh ke tanah. Flarion semakin yakin bahwa Rajawali dan Hawkins yang di hadapannya adalah palsu. Rajawali yang asli tidak mungkin dengan sengaja menjatuhkan Hawkins yang terbakar untuk keselamatan dirinya sendiri.
‘Ayo, Mistyx! Apalagi yang kau tunggu, kejar dan hajar Rajawali palsu itu!’ Teriak Flarion menyemangati Mistyx. Untuk menjawab seruan Flarion, Mistyx mengerahkan seluruh kecepatan terbangnya untuk mengejar Rajawali yang memilih melarikan diri. Flarion mengayunkan tinju cahayanya untuk melumpuhkan Rajawali. Namun Rajawali masih dapat menghindar. Namun pukulan kedua menyerempet sayap kanannya. Terbang Rajawali semakin melambat dan akhirnya pukulan ketiga menghantam telak tubuhnya. Rajawali menjerit kesakitan. Ia berbalik untuk mengadakan perlawanan terakhir namun Mistyx sudah menyeburkan kabut beracun ke hadapannya. Rajawali tidak dapat bergerak dan sebuah pukulan lagi dari Flarion langsung merobohkannya. Rajawali pun jatuh dari langit.
Seorang gadis cantik menangis. Dari balik daun – daun pohon hutan yang lebat ia melihat dari kejauhan bagaimana Hawkins terbakar dan jatuh hingga tewas. Ia juga melihat bagaimana Rajawali juga tewas di tangan Flarion. Hatinya pedih luar biasa. Nama gadis itu adalah Merry dan Lyrian sedang memegangi bahunya agar ia tetap tabah. Mereka berdua menyaksikan suatu pertempuran yang sangat tragis, yang bahkan tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Flarion bekerja sama dengan Pasukan Kegelapan Mistyx dan baru saja membunuh kakak Merry tanpa ragu sedikit pun. ‘Flarion telah berkhianat kepada kita!’ Pikir Merry penuh dengan dendam.

Bab 67. Perangkap Memecah Belah

Merry dan Lyrian berhasil melarikan diri dari kepungan musuh di kerajaan Quarasia yang tenggelam di dasar danau. Mereka berhasil melarikan diri berkat kekuatan jiwa Unicorn Asthar yang masih tersisa. Akhirnya Merry, Lyrian beserta Puteri Uriel berhasil melarikan diri dengan menunggang Jiwa Unicorn Asthar dan dibawa ke sebuah hutan. Tak lama kemudian Jiwa Unicorn itu pun pudar meninggalkan Uriel yang terus menangisi kekasihnya yang telah hilang.
Merry dan Lyrian akhirnya sepakat untuk pergi meninggalkan Uriel. Bukan karena mereka tidak setia kawan atau tidak kasihan melihat keadaan Sang Puteri yang sedang bersedih, tetapi tujuan Merry dan Lyrian menempuh perjalanan jauh adalah untuk bertempur melawan Pasukan Kegelapan yang saat ini sedang bersiap menggempur Allastar. Mereka tidak mau melibatkan Uriel lebih jauh dalam pertempuran yang beresiko hidup – mati ini. Oleh karena itu mereka harus secepatnya pergi dari tempat ini dan berpisah dengan Sang Puteri.
Kedua wanita cantik ini memulai kembali perjalanan mereka menuju Allastar. Mereka harus segera tiba sebelum Pasukan Kegelapan menyerang. Setidaknya misi mereka adalah memperingatkan agar Orb Kuning yang berada di tangan Bangsa Manusia di Allastar tidak jatuh ke tangan Pasukan Kegelapan sambil menunggu informasi lebih lanjut dari Flarion dan yang lainnya mengenai apa sebenarnya Orb itu.
Mereka berdua menyamar sebagai penduduk yang tinggal di tepi hutan sambil memikirkan cara untuk dapat menerobos Pasukan Kegelapan yang saat ini sedang berbaris rapat menuju Kerajaan Allastar. Perkiraan mereka sekitar 2 hari lagi maka serangan akan segera dimulai. Oleh karena itu mereka memilih untuk berjalan dengan hati – hati agar identitas mereka tidak diketahui oleh musuh.
Namun entah dari mana tiba – tiba muncul seorang buruk rupa yang meluncurkan kutukan mematikan ke arah Lyrian. Untunglah Merry dengan sigap mendorong Lyrian sehingga kutukan itu meleset. Lyrian segera mengenali makhluk itu sebagai Wizzard dan namanya pasti adalah Zork karena dia adalah Wizzard terakhir yang masih hidup setelah ke-4 saudara yang lainnya dibunuh oleh Jeff, The WestSword dari Allastar. Tujuan Zork berada di sini pastilah ingin membantu Pasukan Kegelapan memusnahkan Allastar untuk membalas dendam saudara – saudaranya. Merry segera membalas serangan Zork dengan memanahnya. Zork luput dari serangan itu dan melarikan diri.
Merry dan Lyrian pun terlibat dalam pengejaran yang sengit karena mereka harus membunuh Zork agar identitas mereka dapat terus dirahasiakan. Jika penyamaran mereka sampai terbongkar maka memasuki Allastar akan menjadi semakin sulit. Merry belari dengan cepat dan lincah. Sebagai seorang Penjaga Hutan, mengejar Zork bukanlah suatu hal yang sulit. Merry berhasil memperkecil jarak dengan Zork sementar Lyrian tertinggal jauh di belakang. Namun sialnya, Merry lupa bahwa Zork adalah Wizzard yang ahli sihir. Maka mantera pun terucap. Keadaan di sekitar Merry langsung gelap gulita dan ia menjadi sulit bergerak. Ketika Merry sadar, ia sudah berada di balik daun – daun pohon yang rindang di atas sebuah pohon. Lyrian sedang berusaha ikut naik dan melihat apa yang sedang dilakukannya di sana. Merry sendiri tidak tahu bagaimana ia bisa berada di sini hingga terdengar suara pekik Rajawali. Mereka pun mengadahkan kepalanya ke atas langit.
Merry dan Lyrian tidak dapat mempercayai penglihatan mereka. Flarion sedang menunggangi Naga Mistyx yang adalah Jenderal besar dari Pasukan Kegelapan. Namun yang paling mengejutkan bagi Merry, lawan tempur Flarion adalah kakaknya sendiri yaitu Hawkins dan Rajawalinya yang entah bagaimana dapat hidup kembali. Merry ingin berteriak menghentikan pertempuran itu tetapi suaranya tertahan ketika ia melihat Hawkins jatuh dalam keadaan terbakar dan tak lama kemudian Rajawali pun tumbang akibat pukulan Flarion.
Hawkins dan Rajawali adalah satu – satunya keluarga Merry yang tersisa di dunia ini. Menyaksikan keduanya terbunuh sungguh menyakitkan apalagi sang pembunuh adalah orang yang sebenarnya sangat dicintai Merry. Hal ini menyebabkan seorang penjaga hutan setegar dirinya pun menjadi seorang wanita biasa yang menangis tersedu – sedu. Ia segera turun dari pohon dan berlari entah kemana. Percuma saja Lyrian berteriak memanggil Merry untuk berhenti berlari dan menunggu dirinya yang sedang berusaha turun dari pohon. Akhirnya kedua gadis itu pun lenyap di balik bayang – bayang hutan.
Di balik bayangan sebuah pohon besar, Zork tersenyum dengan jahatnya. Rencananya untuk memancing Merry ke tempat ini telah berhasil. Rencana yang sempurna untuk memecah belah lawan telah dimulai. ‘Garanox, kau berhutang besar padaku kali ini,’ bisik Zork yang kemudian disusul dengan tawa yang mengerikan. Tantangan untuk Flarion bukan hanya berasal dari Pasukan Kegelapan sekarang tetapi juga dari teman – temannya sendiri. Kadang tantangan seperti inilah yang paling menyulitkan.

Bab 68. Haman, The NorthSword

Lyrian terengah – engah berusaha menyamai kecepatan lari Merry. Ia mengejar Merry hingga ke tepi hutan dan dari kejauhan Lyrian melihat Merry berdiri mematung. ‘Merry! Tunggu aku!’ Teriak Lyrian. Merry diam tidak bergerak dan matanya memberi kode agar Lyrian tidak mendekat. Lyrian terhentak dan langsung menghentikan langkahnya, namun sudah terlambat. Sebuah jaring besar segera terbentang di atasnya dan menyergapnya. Di sekelilingnya segera muncul beberapa orang yang turun dari atas pohon dan menempelkan pedang di leher Merry maupun Lyrian.
‘Lihat! Apa yang kita dapatkan kali ini!’ Seru seorang manusia barbar yang besar,’ Dua orang mata – mata yang dikirim Pasukan Kegelapan untuk kita. Tapi sayang sekali, aku Haman, The NorthSword tidak sebodoh itu. Ayo, prajurit, segera bawa mereka ke dalam istana untuk disiksa dan dihukum mati!’ Orang yang berkata – kata itu bertubuh besar namun tidak menggunakan pakaian baja seperti prajurit – prajuritnya. Ia hanya memakai sebuah sabuk kulit yang menghiasi dadanya untuk menyarungkan pedang baja yang 2 kali lebih besar dari pedang biasa. Selebihnya ia hanya menggunakan celana panjang kulit dan sepatu yang tebal. Merry dan Lyrian hampir tidak percaya bahwa pria besar di hadapan mereka adalah 1 dari 4 Jenderal besar penjaga Benteng Allastar yang terkenal, Haman The NorthSword. Ia adalah rekan Jeff, The WestSword. Haman ditugaskan untuk menjaga Gerbang Utara. Akhirnya Merry dan Lyrian tiba juga di hadapan Raja Allastar namun tidak dalam kondisi seperti yang mereka harapkan. Allastar dalam situasi yang sangat buruk yang diliputi dengan ketegangan dan ketakutan. Bagaimana tidak, jika di pintu rumahmu telah berbaris 10,000 lebih pasukan Goblin dan Tengkorak yang sedang bersiap untuk menyerang dan melumat apa saja. Belum lagi Pasukan Manusia Serigala dan Vampir yang akan menyusul. Total Pasukan Kegelapan mungkin akan mencapai 15,000 lebih prajurit bersenjata lengkap. Sungguh kekuatan yang mengerikan. Beberapa serangan kecil telah terjadi di sekeliling Allastar di mana banyak sekali prajurit yang melakukan patroli dibunuh dengan ganas untuk menunjukkan betapa seriusnya peperangan ini. Maka tidak heran jika Haman sendiri yang harus turun tangan untuk ikut berpratoli. Tidak heran juga Haman dan pasukannya mencurigai setiap orang asing di wilayahnya tersebut. Maka dapat dikatakan Merry dan Lyrian tidak berada dalam situasi yang tepat untuk tertangkap dan dianggap sebagai mata – mata.
Haman membawa Merry dan Lyrian ke hadapan Raja dan Ratu Allastar. Di sebelah Raja Goran dan Ratu Marin, berdiri 2 ksatria yang merupakan Jenderal penjaga gerbang Timur, Lung The EastSword dan Jenderal penjaga gerbang Selatan, Senestar The SouthSword. Mereka berdua menatap heran kepada Merry dan Lyrian sementara Sang Raja bertanya,’ Siapa mereka, Haman ksatriaku yang berani?’
‘Mereka mata – mata, Tuanku yang Mulia. Hamba mohon agar yang Mulia segera menjatuhkan hukuman mati kepada mereka dengan segera agar tidak mendatangkan bencana di kemudian hari,’ Jawab Haman.
‘Mengapa kau meminta izin kepadaku? Bukankah kau sudah memiliki Pedang Utara yang memiliki wewenang penuh untuk menghukum mati seseorang?’ Tanya Sang Raja kembali dengan heran.
‘Maaf yang Mulia. Hanya saja kedua penjahat ini minta dipertemukan dengan yang Mulia. Mereka ingin menyampaikan sesuatu yang penting. Namun menurut hamba ini hanya alasan yang dibuat – buat untuk menyebabkan kekacauan. Mohon turunkan perintah untuk membunuh kedua mata – mata ini segera, yang Mulia,’ Jawab Haman kembali dengan tidak sabar.
‘Haman, kau tidak juga berubah, selalu tergesa – gesa dan tidak berpikir panjang. Pada saat – saat seperti ini informasi sepserti apapun sangat dibutuhkan. Kita jangan sampai bertindak gegabah,’ Kata Sang Raja dengan tenang lalu memandang Merry dan Lyrian,’ Katakan informasi apa yang ingin kau sampaikan kepada kami?’
Merry mengangkat kepalanya dan menjawab,’ Yang Mulia, kami ini pembawa pesan dan bukan mata – mata. Berminggu – minggu kami menempuh perjalanan dari WhiteStone hingga ke Allastar dengan penuh perjuangan. Percayalah, kita berada di pihak yang sama.’
Raja hanya mengganggukkan kepalanya dan kembali berkata,’ Biar waktu yang akan menjawab di pihak mana kau sebenarnya berada. Tidak lama lagi perang akan segera pecah. Kita akan melihat di sisi mana kau akan bertarung. Tapi saat ini katakan kepada kami informasi apa yang ingin kau sampaikan kepadaku.’
Merry mendesah dan berkata,’ Orb Kuning! Tujuan Garanox dan pasukannya menyerang Allastar adalah untuk merebut Orb Kuning dari tanganmu, yang mulia.’
Haman langsung menyelak,’ Hanya itu? Dasar penjahat, pandai sekali kau berkata – kata dengan memberi kami informasi murahan. Semua orang di Allastar tahu bahwa Pasukan Kegelapan sedang berencana untuk mengumpulkan orb – orb di dunia walau tidak ada yang tahu untuk apa semuanya itu.’
Merry langsung membalas dengan nada kesal kepada Haman,’ Teman – teman kami dalam perjalanan ke Ancient Temple untuk mencari tahu hal itu. Tapi ada sesuatu yang lebih penting dan menyangkut hidup – matinya Kerajaan Allastar ini.’
Lyrian langsung meneruskan kata – kata Merry,’ Ada seorang pengkhianat di antara 3 Jenderal besar Penjaga Gerbang Allastar yang berniat membunuh Raja dan mengambil Orb nya secara diam – diam.’ Suasana pun langsung berubah menjadi hening dan mencekam. Ke -3 Jenderal saling berpandangan satu – sama lain.

Bab 69. Musuh Dalam Selimut

Dalam rapat Dewan Peri di WhiteStone sekitar 2 minggu yang lalu, Pasukan Kegelapan telah diketahui sedang berupaya mengumpulkan orb – orb di dunia. Namun tidak ada yang mengetahui tujuan sebenarnya maupun bagaimana menggunakan kekuatan dari orb – orb pusaka tersebut. Mereka hanya dapat menduga bahwa tujuan akhir Garanox pastilah berhubungan dengan kebebasan Sang Master Lord of Darkness yang pada awalnya memang sudah menjadi obsesi terbesar Garanox. Namun ada 1 berita lagi yang mengejutkan ketika Gnorr yang pada awalnya adalah salah satu pemimpin Pasukan Kegelapan namun akhirnya memilih untuk berpihak kepada kebenaran berkata bahwa Allastar akan jatuh dari dalam. Gnorr mengetahui berita rahasia yang bahkan dirahasiakan antar Jenderal Pasukan Kegelapan sendiri yaitu adanya seorang pengkhianat di antara Jenderal Allastar namun sayang Gnorr tidak tahu siapa yang dimaksud. Oleh karena itu Dewan memutuskan untuk memecah 2 tim. Tim pertama yang terdiri dari Flarion, Fleric dan Gnorr pergi mencari Ancient Temple untuk memecahkan rahasia dari orb. Tim kedua, Merry dan Lyrian bergerak menuju Allastar untuk memperingatkan Kerajaan Manusia ini terhadap serangan dari dalam.
Sang Raja berusaha untuk tetap tenang namun hatinya tetap saja resah dan jantungnya berdegup dengan keras. Kemarahan Haman langsung meledak. ‘Dasar pembohong! Kalian berdua pasti ututsan musuh yang sengaja menciptakan kecurigaan di antara kami! Kubunuh kalian!’ Seru Haman sambil mencabut Pedang besarnya.
‘Hentikan!’ Seru Sang Raja,’ Sarungkan pedangmu, Haman! Apa kau sudah tidak menghormati rajamu lagi sehingga berani membunuh seorang utusan?’ Mendengar hardikan Sang Raja Haman tidak berani bertindak lebih jauh. Ia hanya menggigit bibirnya dan tubuhnya gemetar karena kesal.
Senestar tersenyum kepada Merry dan Lyrian. Di antara ke-4 Jenderal Penjaga Gerbang Allastar, Senestar The SouthSword adalah satu – satunya wanita yang terkenal baik hati dan ramah. Sifatnya sangat jauh bertolak belakang dengan Haman yang kasar dan pemarah. Sementara Lung The EastSword seorang pemuda yang tampan dan dingin. Ekspresinya kaku dan tidak mudah menunjukkan emosi. Jeff, The WestSword adalah yang paling bijaksana dan tangguh dalam pertempuran. Namun sungguh disayangkan, Jeff hilang terseret badai api dalam pertarungan di Venetta melawan Manusia Serigala.
‘Apakah sumbermu dapat dipercaya, saudara- saudara dari jauh?’ Tanya Senestar dengan sopan. Tutur katanya ramah seperti seorang puteri yang membuat setiap orang merasa dekat dengan dirinya. ‘Di Allastar hanya ada 4 Jenderal Penjaga Gerbang dan kami semua adalah teman baik satu sama lain. Sudah belasan tahun kami menjadi rekan dan bersahabat, saling mengenal satu sama lain. Rasanya sulit mempercayai jika satu di antara kami ternyata adalah pengkhianat. Lagipula setelah hilangnya Jeff, kami hanya bertiga sekarang. Jika satu di antaranya adalah pengkhianat, Allastar akan bernasib tragis,’ Senestar meneruskan kata – katanya.
‘Kami berdua dapat menjamin kebenaran berita ini, Yang Mulia. Tidak ada salahnya jika kita bersikap waspada, bukan?’ Jawab Merry.
‘Yang Mulia! Jangan dengarkan kata – kata orang asing pembohong ini. Aku, Haman selalu setia kepada Yang Mulia dan saya yakin demikian juga dengan Senestar dan Lung. Aku akan memotong kedua lidah penjahat ini!’ Seru Haman dengan tidak sabar.
‘Hei! Mengapa kau selalu memojokkan kami? Jangan – jangan kau lah si pengkhianat itu! Apa kau berniat membunuh saksi?’ Lyrian membalas kata – kata Haman.
‘Kurang ajar, kubunuh kau, penyihir busuk!’ Seru Haman.
‘Cukup! Hentikan itu! Aku sendiri yang akan mengusut masalah ini!’ Seru sang Raja dengan marah. Wibawa kebesaran sang Raja langsung terpancar hingga Haman yang bertubuh besar sekalipun langsung mengerut seperti seekor tikus di hadapan singa. Haman bahakn tidak berani memandang wajah agung Sang Raja. Senestar tersenyum manis sementara Lung tetap tenang tanpa bereaksi sedikitpun. Sang Raja pun kembali berkata – kata dengan tenang,’ Senestar, tolong antarkan kedua tamu ini ke kamar untuk beristirahat. Semua Jenderal harap hadir di tempat ini 1 jam kemudian. Kita akan membicarakan hal ini kembali.’

Bab 70. Tertangkap Basah

‘Pasti Haman!’ Seru Lyrian kepada Merry yang baru saja merebahkan dirinya di atas sebuah pembaringan bulu angsa yang indah,’ Sejak aku pertama kali melihat wajahnya, aku sudah tidak menyukainya. Dia selalu berusaha meyakinkan raja bahwa kita pembohong dan menutupi perbuatan jahatnya. Kita harus bertindak, Merry. Waktunya sudah tidak banyak lagi.’
Merry mengabil posisi duduk di tepi pembaringan dan menatap Lyrian,’ Aku masih belum tahu siapa yang merupakan pengkhianat, Lyrian. Pikiranku masih buntu sejak mengetahui Flarion telah membunuh kakakku. Aku bahkan tidak tahu bisa mempercayai siapa lagi.’ Merry menundukkan wajahnya. Hatinya masih terlalu sakit dan ia tidak tahu arus berbuat apa.
‘Untuk masalah itu akan kita pecahkan nanti. Yang penting sekarang kita harus mencegah pembunuhan Raja dan melindungi Orb kuning. Aku ada ide. Bagaimana kalau kita melindungi raja secara diam – diam dan begitu si pelaku beraksi, kita dapat menangkap basah dia. Ayo, kita ke balai utama. Di sana Raja akan segera memulai rapat, bukan?’ Ajak Lyrian kepada Merry.
Maka Lyrian pun menarik tangan Merry sambil berlari kecil. Ketika berada di depan pintu balai utama di mana Raja Goran dan Ratu Marin bertahta, tergeletak beberapa prajurit dalam keadaan telah membujur kaku. Lyrian langsung menjerit dan Merry menerjang masuk. ‘Celaka! Kita terlambat!’ Merry berseru panik melihat raja dan ratu telah tewas dengan luka tusukan. Tidak ada yang menyangka bahwa aksi pembunuhan Sang Raja dilakukan begitu cepat. Namun malang sekali, jeritan Lyrian mengundang seluruh penghuni istana untuk bergegas datang ke balai utama dan melihat mereka berdua sedang berada di sisi Raja yang telah dibunuh.
‘Pembunuh!’ Teriak para prajurit Allastar yang panik dan yang lebih sial lagi Haman segera datang sambil membawa pedang besarnya. Dengan matanya yang membesar Haman melihat Merry dan Lyrian berada di sisi raja dan ratu yang bersimbah darah. Sambil menggeram marah, ia mengangkat pedang raksasanya dan mengayunkan ke arah mereka berdua.
‘Awas serangan!’ Seru Merry yang dengan sigap menghindar. Lyrian hampir saja tertebas pedang tersebut namun untung saja ia sempat menjatuhkan diri. Lyrian segera merapal mantera dan cahaya hijau pun keluar dari tangannya,’ Root Cast!’ Sebuah sulur raksasa membelit Haman dengan erat dan membuatnya tidak bisa bergerak. Namun tidak untuk waktu yang lama.
‘Giant Power!’ Seru Haman dan tiba – tiba saja tubuh Haman bersinar terang. Sulur – sulur itu pun dipatahkan dengan mudah. Bukan hanya itu, semua anak panah yang diluncurkan Merry ke arah kaki maupun lengan Haman patah begitu saja saat menghantam tubuh Haman. Tubuhnya menjadi keras seperti baja. Haman kembali mengangkat pedangnya dan menghantamkan ke lantai sambil berseru,’ Giant Quake!’ Seketika itu juga lantai bergetar hebat dan tanpa tahu apa yang terjadi Merry dan Lyrian langsung terdorong ke atas lalu kembali jatuh menghantam lantai. Sedetik kemudian, keduanya memuntahkan darah segar. Sepertinya Haman mengalirkan energi besar melalui lantai dan menghantam keduanya dari jarak jauh.
Haman segera mendekat untuk melancarkan serangan jarak dekat. Ia langsung menebaskan pedangnya ke atas tubuh Merry. Lyrian segera meluncurkan kilat untuk menghalangi Haman namun kilat sekalipun tidak terasa oleh Haman yang sepertinya telah berubah menjadi Raksasa dengan kulit dari baja. Merry segera menghindar sehingga sasaran itu meleset dan menghantam lantai namun serangan itu sangat kuat sehingga lantai pun ambruk ke bawah. Merry yang sempat menghindar namun tidak sempat menjauh, ikut ambruk ke dalam tanah. Ia terjepit di antara puing – puing lantai yang hancur lebur. Merry tidak dapat menghindar lagi kini.
Pedang Raksasa itu pun diayunkan di atas kepala Merry. Lyrian berteriak ketakutan namun tiba – tiba sebuah pedang lain muncul dan menangkis serangan Haman atas Lyrian. Namun yang mengejutkan adalah pedang itu bergerak sendiri sementara penggunanya hanya berdiri tenang dari kejauhan dengan sikap dingin. Long, The EastSword datang untuk menyelamatkan Merry. ‘Mereka bukan pelaku pembunuhan itu. Pelakunya telah membuka Gerbang Selatan dan membiarkan Pasukan Kegelapan untuk masuk sementara sebagian besar prajurit tengah sibuk menyergap pembunuh palsu di sini,’ Kata Long dengan tenang.
Haman langsung menjadi panik,’ Apa katamu? Tidak ada yang bisa membuka Pintu Gerbang Selatan karena kuncinya dipegang oleh Senestar. Mana mungkin si pengkhianat dapat mengalahkan Senestar tanpa menimbulkan keributan.’
Lyrian langsung berteriak,’ Dasar Bodoh! Senestar itulah pengkhianatnya!’

Tidak ada komentar: