Selasa, 11 Maret 2008

The Chronicle of Flarion (76-80) By: Junaidi Halim

Bab 76. Sandera Garanox

‘Merry, Jangan!’ Jerit Lyrian berusaha menandingi jeritan Merry. Namun anak panah sudah dilontarkan dan menuju Flarion. Untunglah Faith Armor segera menyelimuti Flarion sehingga anak panah itu pun patah menjadi dua setelah membentur dada Flarion. Merry yang semakin marah segera mencabut pedangnya dan maju menyerang Flarion. Lyrian yang panik segera maju menghalangi. Sebenarnya Flarion dapat dengan mudah mematahkan serangan Merry dengan Faith Armornya tetapi Lyrian malah menghalangi dengan maju ke depan Merry.
‘Flarion segera berteriak,’ Lyrian, Jangan!’ tapi semuanya sudah terlambat. Merry yang sudah dibutakan oleh dendam dan cemburu segera menebaskan pedangnya tanpa memandang kawan atau lawan yang berdiri di hadapannya. Lyrian pun menjerit dan memegangi pangkal lengannya. Lengan kanan Lyrian terpotong oleh pedang Merry. Semburan darah Sang Penyihir muda ini segera mengembalikan kesadararan Merry. Ia panik menyadari bahwa ia baru saja memotong tangan sahabatnya sendiri. Merry pun menangis dan menjatuhkan pedangnya. Ia menutup telinga dan memejamkan matanya, tidak sanggup melihat dan mendegar rintihan Lyrian yang roboh di depan matanya. Merry pun memilih untuk melarikan diri.
‘Merry, tunggu!’ Flarion berseru kepada Merry namun tangannya tidak lepas dari memegangi Lyrian yang mulai panik karena bersimbah darah yang deras mengalir dari lengan kanannya. Flarion merobek sedikit pakaiannya dan digunakan sebagai kain untuk membalut Lyrian dan menghentikan pendarahan. Perhatian Mistyx juga terfokus kepada keadaan Lyrian sehingga tidak memperhatikan Merry yang terus berlari entah kemana.
Kegelapan menyelimuti Merry. Ia tidak memperdulikan sakit dan perihnya luka di kakinya. Hatinya jauh lebih perih menyaksikan pembunuh kakaknya adalah orang yang paling dicintainya namun di depan matanya sendiri Merry melihat Flarion sedang memeluk mesra sahabatnya. Perasaan dendam, tertolak dan cemburu menimbulkan kebencian yang luar biasa dari alam bawah sadarnya. Yang paling menyakitkan bagi Merry kini adalah hati nuraninya sendiri yang terus menuduhnya penjahat karena telah memotong lengan dari sahabatnya. Hati nurani Merry terus menyiksa dan menyakitinya. Merry berusaha mengusir rasa bersalahnya namun perasaan itu terus muncul dan muncul lagi. Akhirnya Merry pun berhenti berlari dan berteriak,’ Aku tidak bersalah! Flarion dan Lyrian yang telah mengkhianati aku! Aku hanya membalas perbuatan mereka!’ Merry pun menangis karena walau bagaimana pun hatinya tetap tidak menjadi lebih tenang sedikit pun.
‘Gadis cantik menangis sendirian! Sungguh kasihan,’ Kata seorang wanita tua dengan suara yang serak. Merry segera mengangkat wajahnya dan melihat seorang wanita buruk rupa dengan tongkat hitam di tangannya. Dengan melihat sekilas, Merry segera menyadari bahwa wanita tua yang berdiri di hadapannya itu adalah seorang penyihir. Maka Merry pun langsung mengambil sikap waspada.
‘Siapa kau?’ Tanya Merry dengan nada mengancam.
Namun Si wanita tua itu sama sekali tidak menunjukkan wajah takut bahkan dengan tenang ia menjawab,’ Namaku Garanox.’
Merry terkejut dan secepat kilat memanah si penyihir namun semua senjata Merry berubah menjadi api seketika dan langsung ikut melahap tubuh Merry. Merry segera melepaskan semua senjata dan bergulingan di lantai agar tubuhnya tidak hangus. Ia berhasil memadamkan api di sekujur tubuhnya tetapi sebelum ia sempat bangkit, Garanox telah meluncurkan cahaya putih dan dengan telak mengenai dada Merry. Merry berteriak kesakitan dan langsung jatuh pingsan.
Garanox mengetukkan tongkatnya ke tanah dan dari tanah muncul sebuah makhluk raksasa berwarna hijau. ‘Knaurk, The Sea Genie, bawa gadis ini ke istanaku. Lalu bawalah armada tempur yang kusiapkan untuk berperang. Kita akan segera mengguncang lautan dan merebut orb Bangsa Mermaid selagi mereka semua sibuk bertempur di sini,’ Kata Garanox. Knaurk pun patuh dengan menggendong Merry di pundaknya.
Knaurk memandang Garanox dan bertanya,’ Mengapa yang mulia tidak membunuh gadis ini?’
Garanox memandang Knaurk dengan tatapan sangat tajam,’ Karena Sang Pengawas membutuhkannya sebagai sandera. Aku hanya menjalankan perintah dan demikian juga dengan kau, hanya menjalankan perintah dariku tanpa banyak bertanya.’ Garanox pun membuat sebuah portal dari tongkatnya dan mereka pun menghilang dengan teleport.
Flarion dan Mistyx yang membawa Lyrian di punggungnya tiba di tempat asal suara jeritan Merry namun mereka tidak menemukan siapa – siapa. Merry telah lenyap tanpa jejak. Namun Mistyx dapat mengenali bau Garanox di tempat itu. Flarion pun menyadari bahwa Merry berada dalam bahaya besar.

Bab 77. Selamat Datang Kembali, Jeff

Seribu Pasukan Kegelapan telah roboh tak berdaya baik Goblin, Tengkorak maupun Vampir. Tak ada satu pun dari mereka yang sanggup menghadapi serbuan Jeff dan Bangsa Manusia Kerdilnya yang belum lagi ditambah semangat prajurit Bangsa Manusia yang membara. Sisa Pasukan Kegelapan yang berjumlah sekitar sembilan ribuan itu pun memilih mundur dan melarikan diri. Bangsa Manusia Kerdil dan Bangsa Manusia bersama – sama mengejar Pasukan Kegelapan yang jumlah nyajauh lebih banyak itu. Namun lama kelamaan Manusia Kerdil tertinggal jauh di belakang karena kaki mereka yang kecil tidak dapat menyamai langkah kaki Pasukan Kegelapan yang berlari seperti kesetanan. Hanya Prajurit Manusia yang terus mengejar mereka dan dipimpinoleh Jeff, The West Sword. Namun setelah Pasukan Kegelapan keluar dari Gerbang Selatan, Jeff segera menghentikan pengejaran. Sebagian besar prajurit keheranan dengan hal ini dan seorang kaptennya bertanya kepada Jeff,’ Sir Jeff, mengapa tidak diteruskan. Mereka telah kalah perang dan jika kita dapat mengejarnya maka semua Pasukan Kegelapan itu akan dapat dimusnahkan.’
Jeff berbalik dan memandang kapten tersebut lalu berkata,’ Pertama, aku tidak tahu siapa yang kau sebut dengan Jeff. Kedua, mereka mundur terlalu cepat. Aneh rasanya jika pasukan yang terdiri dari sepuluh ribu pasukan hanya memiliki 2 pemimpin yang begitu mudah untuk dikalahkan dan begitu cepat mundur. Padahal dari yang aku dengar tentang Pasukan Kegelapan mereka memiliki banyak Jenderal besar dari berbagai bangsa. Mengapa mereka tidak dikerahkan untuk memimpin pasukan ini? Perasaanku mengatakan bahwa mereka hanya umpan. Rencana sebenarnya sedang dijalankan, entah apa dan dimana. Jadi sebaiknya kita kembali ke Istana kalian dan menghimpun kekuatan kembali.’
Para Prajurit Manusia dan kaptennya hanya dapat menyetujui pendapat Jeff dan mengikutinya kembali ke dalam Benteng. Seluruh Prajurit Manusia bersorak sorai penuh kemenangan dan menyorakkan nama Jeff, The West Sword. Namun lama kelamaan sorak – sorai nama Jeff terhenti karena mereka mendengar sorakan lain yang berasal dari Manusia Kerdil. ‘Hidup Ach Ho Moloch!’ Seru Bangsa Manusia Kerdil dan Jeff menanggapinya dengan lambaian dan rasa hormat. Para Prajurit Manusia pun berpandangan satu sama lain. Apakah benar orang yang berada di hadapan mereka bernama Ach Ho Moloch dan bukan Jeff, The West Sword, pahlawan yang hilang dalam pertempuran. Mereka semua menjadi heran.
Pemimpin Manusia Kerdil dan Dewan Bangsa Manusia duduk bersama. Selain itu Flarion dan Jeff pun hadir di ruangan tersebut. Ach Hargonei, pemimpin suku Bangsa Manusia Kerdil pun memulai kisah ditemukannya Jeff di suku mereka yang terasing.
Bangsa Manusia Kerdil memiliki usia yang hampir sama tua nya dengan Bangsa Manusia. Hanya saja mereka dilahirkan dengan sedikit berbeda yaitu ukuran tubuh yang jauh lebih kecil. Ukuran tubuh yang kecil, seukuran lutut manusia, membuat Bangsa ini sangat sulit mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hewan buas dan monster seringkali memakan banyak korban di antara mereka. Ketika zaman masih muda, Bangsa Manusia seringkali menjadi sekutu yang membela mereka karena kedekatan relasi nenek moyang mereka. Namun ketika zaman – zaman berlalu, manusia mulai lupa akan persahabatan nenek moyang mereka dengan bangsa ini dan mulai mengabaikannya. Bangsa Manusia Kerdil pun tersisih dan mulai punah karena tantangan alam. Tetapi Yang Maha Kuasa memang adil. Tantangan yang tidak sampai membunuh tentu akan memberi kekuatan dan bangsa Manusia Kerdil bertahan dengan membuat benteng – benteng persembunyian di hutan – hutan paling dalam. Mereka menjadikan tanah, batu dan pohon besar sebagai tempat persembunyian. Mereka terlatih untuk berjalan tanpa suara, bersatu dengan alam dan mengusahakan diri mereka tidak pernah terlihat oleh Bangsa lain, apalagi setelah jatuhnya Zaman Guardian. Itulah sebabnya Bangsa Manusia Kerdil pun terlupakan, tidak lagi diingat oleh dunia ini. Itu yang menjadikan mereka dapat bertahan hingga kini sampai Jeff tiba di hadapan mereka.
Ach Ho Moloch. Ini adalah kata – kata kuno Bangsa Manusia Kerdil yang berarti ‘Si Besar yang bercahaya’. Julukan ini diberikan Bangsa Manusia Kerdil kepada Guardian Manusia yang bernama Faith karena ia memiliki armor yang bersinar seterang cahaya matahari. Faith adalah Guardian manusia terbaik bagi Bangsa Manusia Kerdil karena prinsipnya akan kesamaan derajat. Selama hidupnya Faith telah banyak berjasa dan menjaga Manusia Kerdil sehingga mereka sangat menghormatinya. Namun entah kenapa Faith terbunuh suatu hari dan nasib Bangsa ini pun terancam tanpa pahlawannya itu. Namun mereka tetap menyimpan keyakinan akan datang Ach Ho Moloch yang lain dari langit.
Berbulan – bulan yang lalu, impian Bangsa Manusia Kerdil selama ratusan tahun pun terpenuhi. Seorang Manusia Besar bersinar seperti matahari jatuh dari langit tepat di hadapan Bangsa ini. Manusia ini terluka sangat berat dan seluruh tubuhnya sedang dibungkus oleh api. Bangsa Manusia Kerdil pun segera menolongnya dan merawat luka – lukanya selama puluhn hari. Namun ketika sadar Manusia Besar itu sama sekali tidak berdaya bahkan berbicara pun ia tidak bisa. Sepertinya ia tidak ingat darimana ia berasal dan siapa dirinya. Hingga pada suatu hari, sekawanan singa ganas menyerang Bangsa Manusia Kerdil dan sesuatu yang luar biasa pun terjadi. Entah sadar atau tidak, Manusia Besar itu tiba – tiba bangkit dan meneriakkan ‘Sonic Blast’. 7 singa besar mati seketika dan sisanya langsung lari karena adanya energi dashyat yang keluar dari tubuh si Manusia Besar. Sejak saat itulah ia disebut dengan Ach Ho Moloch yang menjadi pahlawan Manusia Kerdil dan mengajari bangsa itu cara menyusun startegi tempur.
Flarion meneteskan air mata ketika melihat ayah angkatnya masih hidup. Sungguh hidup itu penuh dengna keajaiban. Jeff yang terbawa Topan Api dapat selamat dan tetap hidup atas pertolongan Bangsa Manusia Kerdil. Walau Sang Ayah kehilangan ingatan masa lalu namun mendapat kesempatan bertemu dengan Jeff kembali adalah suatu mukjizat yang tidak pernah diimpikannya.
Setelah Ach Hargonei selesai bercerita maka Dewan manusia pun menceritakan siapa sebenarnya Jeff kepada Bangsa Manusia Kerdil dan tentu saja untuk Jeff sendiri. Selain itu mereka juga menceritakan tentang peperangan besar yang terjadi di dunia maupun yang menimpa Allastar. Hingga akhirnya Bangsa Manusia Kerdil menyatakan bahwa mereka juga berpapasan dengan Pasukan Peri yang sedang berjalan menuju utara, ke arah lautan.
‘Kerajaan Mermaid. Fleric dan yang lainnya sedang menuju kerajaan Mermaid. Tetapi kenapa? Bukankah seharusnya mereka membantu Allastar?’ Tanya Flarion dengan heran.

Bab 78. Pertempuran di Atlantis

‘Siapkan Pasukan! Maju Pasukan Peri!’ Teriak Fleric memerintahkan pasukannya menyerang. Pertempuran besar di tepi pantai pun terjadi antara Pasukan Peri dan Pasukan Kegelapan yang sedang sibuk berusaha menjatuhkan Atlantis, Kota bawah laut yang menjadi istana Bangsa Mermaid. Kemunculan Bangsa Peri membuat konsentrasi kekuatan Pasukan Kegelapan yang sedang gencar menyerang Bangsa Mermaid menjadi terpecah. Pasukan Kegelapan kini harus berhadapan dengan Pasukan Peri yang dipimpin Fleric dan Gnorr. Sementara Flivia, The Healer dan Trexien bersembunyi di belakang barisan karena pada dasarnya mereka bukan ksatria yang pandai bertempur. Lalu di manakah Pasukan Serangga? Bukankah seharusnya mereka membantu Pasukan Peri?
Sehari sebelum pertempuran. Pasukan Peri di bawah pimpinan Fleric sedang menuju ke Allastar untuk menjelang pertempuran besar di sana. Konon ada 10,000 pasukan Garanox yang siap menggempur Kota Bangsa Manusia tersebut. Oleh Karena itu Pasukan Peri dan Serangga pun bergegas menuju ke Allastar untuk memberi bala bantuan. Namun rencana mereka berubah ketika mereka menemukan seorang wanita bernama Uriel di tepi hutan. Dari wanita inilah diketahui bahwa ada ribuan Pasukan Kegelapan yang tidak bersiaga di Allastar melainkan bergerak menuju ke arah utara. Gnorr yang sudah mengetahui adanya pengkhianatan di Allastar sudah dapat mengira bahwa orb kuning milik Bangsa Manusia akan jatuh ke tangan musuh dengan mudah namun mereka masih dapat memenangkan perang di Allastar jika Pasukan Peri tiba tepat waktu. Tetapi mengapa Pasukan Kegelapan memilih mundur dan bergerak ke utara?
Fleric dan yang lainnya segera berdiskusi dan mereka dapat mengambil sebuah kesimpulan penting. Ini adalah taktik yang disebut: pengalih perhatian. Garanox sengaja mengerahkan pasukan besar di Allastar untuk menarik semua sekutu manusia untuk datang ke sana. Namun pada saat musuh teralih ke Allastar, Garanox melakukan serangan sebenarnya ke utara untuk merebut The Blue Orb (orb biru) milik Bangsa Mermaid di Atlantis. Itulah sebabnya Pasukan Peri dan Serangga mengubah arah mereka dan mengejar Pasukan Kegelapan ke utara. Ketika mereka tiba, perang besar telah dimulai. Lima Belas ribu Pasukan Kegelapan yang dipimpin lima Jenderal sedang menggempur habis Bangsa Mermaid baik dari darat maupun Lautan.
Kota Atlantis yang terletak di dasar laut sekitar 5 mil dari garis tepi pantai memang tidak memiliki benteng – benteng kokoh seperti WhiteStone maupun Allastar karena lautan di sekelilingnya telah menjadi sebuah benteng yang sukar ditembus oleh Bangsa lain yang tidak mampu bernafas di dalam air. Apalagi Ribuan Prajurit Mermaid selalu berjaga – jaga di sekeliling Kota Atlantis dan tidak ada satu bangsa pun di dunia ini yang dapat menandingi Bangsa Mermaid yang bersirip dalam melakukan pertempuran di dalam lautan. Mereka dapat berenang dengan cepat dan mudah seperti makhluk lainnya jika beralri di darat. Itulah sebabnya Bangsa Mermaid tidak pernah mengalami kesulitan jika menghadapi serangan dari luar hingga saat Pasukan Kegelapan Garanox memulai serangannya ke Atlantis.
Pasukan Garanox yang menyerang Atlantis dibekali dengan peralatan sihir gelembung udara yang dikenakan di kepala mereka. Hal ini membuat pemakainya dapat bernafas di dalam air untuk sementara waktu. Selain itu mereka juga memakai peralatan tempur yang terbuat dari bahan yang sangat ringan dan membuat pemakainya dapat berenang lebih cepat. Hal inilah yang membuat benteng alam Atlantis yang berupa lautan itu menjadi kehilangan fungsinya karena para penyerang bisa bernafas di dalam air. Walau prajurit Atlantis lebih menguasai medan pertempuran tetapi mereka kalah jumlah dengan telak sehingga Kota Atlantis hanya tinggal menunggu kejatuhannya. Namun harapan muncul ketika Bangsa Peri menampakkan dirinya di tepi pantai dan mulai menyerang dari belakang. Serangan itu cukup membantu mengalihkan sedikit kekuatan serang Pasukan Kegelapan namun sayang Pasukan Peri tidak dibekali peralatan untuk dapat menyelam sehingga mereka hanya dapat bertempur di tepi pantai. Sementara Pasukan Kegelapan telah memusatkan kekuatan penuh di kota Atlantis.
‘Bertahan! Semua terus bertahan!’ Teriak Heiron Raja dari Atlantis. Raja gagah perkasa itu bertarung dengan gagah berani di depan Benteng Atlantis yang sudah hampir jatuh. Ia dibantu oleh putra tunggalnya yang tidak kalah hebat dengan ayahnya, bernama Leinor. Mereka bertarung dan memberi semangat kepada Bangsa Mermaid untuk terus bertahan. Namun kejatuhan pun telah tiba. Sang Raja tiba – tiba menjerit ketika sebuah Trisula menembus jantungnya dan Cephril tersenyum penuh kemenangan menatap lawannya yang roboh. Cephril yang merupakan keturunan campuran Mermaid – Manusia telah berhasil membunuh Sang Raja. Pangeran Leinor segera berenang menarik ayahnya mundur dari medan tempur. Ia sekilas memandang Cephril, wanita yang dicintainya namun kini telah membunuh ayahnya. Hati Leinor pun remuk tak terkira.

Bab 79. Pertolongan dari Dasar Laut

Jatuhnya Sang Raja membuat pertahanan Atlantis mengendur dan akhirnya Benteng pun jatuh sudah. Pasukan Kegelapan dengan mudah menerobos masuk dan mulai membantai Pasukan Mermaid. Namun pertarungan belum selesai. Gempa bumi dashyat tiba – tiba saja terjadi di atas tanah Atlantis dan lubang – lubang terowongan pun bermunculan. Ribuan Serangga menampakkan diri dan membantu pertahanan Bangsa Mermaid. Itulah sebabnya Bangsa Serangga tidak muncul bersama Bangsa Peri. Mereka membuat terowongan yang menghubungkan daratan dengan dasar laut di bawah Kota Atlantis. Memanfaatkan Kota Atlantis yang diselubungi kubah gaib yang membuat air tidak dapat masuk, Bangsa Serangga dapat menahan serangan Pasukan Kegelapan. Bangsa Serangga tidak dapat bertarung di dalam air. Mereka tidak dapat berenang menuju Atlantis tapi mereka dapat membuat terowongan di bawah laut.
Pasukan Kegelapan pun menjadi panik. Mereka tidak menyangka Pasukan Serangga akan muncul sementara di darat sudah ada pemanah – pemanah Bangsa Peri yang siap menembakkan anak panah begitu mereka muncul dari dalam laut. Namun Para Jenderal Pasukan Kegelapan tidak menyerah. Mereka pun memecah pasukan untuk memperoleh kemenangan. Cephril The Haunt Mermaid, Knaurk The Sea Genie dan Misstriss The Soul Hunter terus menyerang Atlantis sementara Kullnor The Hellstar dan Madon The Ice Bone kembali ke darat untuk menghadapi Bangsa Peri. Maka dalam waktu singkat, pertarungan pun kembali dimulai. RedTail The Poison Spike, Agarach The Thousand Sting dan Kong yang merupakan Jenderal Bangsa Serangga berhadapan dengan 3 Jenderal Pasukan Kegelapan.
Knaurk segera meraung dan puluhan hujan halilintar pun menghantam ke arah Kong tetapi Redtail segera menghantamkan ekor kalajengkingnya ke tanah di depan Kong. Tanah itu pun bergetar dan naik ke atas sehingga menjadi tembok pelindung yang menghalangi serangan halilintar Knaurk. Agarach pun segera maju bertindak dan menyemburkan ribuan jarum beracun dari tubuhnya ke arah musuh – musuhnya. Cephril yang mampu bergerak gesit dapat menghindar namun Knaurk dan Misstriss terpaksa menerima tusukan jarum – jarum racun tersebut. RedTail langsung melancarkan serangan ekornya yang mematikan ke arah Cephril. Ekor Redtail tiba – tiba memanjang seperti cemeti dan langsung menusuk ke arah jantung Cephril. Knaurk yang menyadari Cephril dalam bahaya segera maju dan menghalangi serangan Redtail dengan tubuhnya. Knaurk pun tertusuk telak di perutnya namun tidak langsung tewas. Knaurk melontarkan sebuah halilintar besar dari telapak tangannya mengahntam Agarach. Sengatan halilintar berhasil melukai Agarach namun tidak parah karena kulit Agarach The Thousand Sting sangat tebal dan terlindung oleh ribuan jarum sekuat baja. Knaurk pun berusaha mundur dari medan tempur.
Redtail tidak membiarkan musuhnya melarikan diri. Ia segera menyemburkan cairan beracun dari ekornya ke arah Knaurk tetapi Cephril segera menghalangi dengan membuat gelombang air sihir dari trisulanya. Semburan racun tertahan oleh semburan air dan keduanya musnah. Namun Cephril tidak menyadari bahaya lain. Tiba – tiba sebuah tombak panjang dilontarkan dan menembus ekor Mermaidnya (Nb: Bangsa Mermaid tidak memiliki kaki tetapi ekor ikan seperti halnya seekor putri duyung). Cephril pun jatuh dan melihat Pangeran Leinor kembali ke medan tempur dengan memakai mahkota di kepalanya. Matanya memancarkan duka yang mendalam. Leinor telah menggantikan ayahnya, Heiron sebagai Raja Atlantis. Sang Raja Heiron telah wafat.
Melihat situasi dalam bahaya Misstriss The Soul Hunter pun mengeluarkan jurus sihirnya. ‘The Crying Soul,’ Serunya dan tiba – tiba muncul ribuan roh penasaran yang menangis. Tangisan itu menimbulkan getaran suara yang menyiksa jiwa lawannya. Kong yang melihat situasi menjadi gawat segera maju dan menyergap Misstriss. Kong berhasil menusuk Misstriss dengan pedangnya namun tak disangka itu adalah kesalahan fatal. Pedang dan tangannya terhisap ke dalam tubuh Misstriss dan semakin lama semakin dalam. Kong baru menyadari bahwa Misstriss sedang berusaha menghisap jiwanya dan menjadikannya roh penasaran.
Pada Saat Kritis itulah muncul jaring laba – laba yang dalam sekejap memenuhi medan pertempuran. Jaring laba – laba itu mampu meredam kekuatan suara tangisan roh dari Misstriss. Karena Misstriss terkejut dan kehilangan konsentrasi, Kong berhasil melepaskan diri dan menarik tangannya kembali dari dalam tubuh makhluk menyeramkan itu. Belum sempat merapal mantera lebih jauh, ribuan jarum beracun berhamburan. Agarach berusaha menolong Kong. Misstriss yang mengamuk segera merapal mantera namun sebelum ia berhasil menyelesaikan manteranya, Seekor Laba – laba besar telah memenggal kepalanya. Arachea, The Web Master, Sang Ratu dari Bangsa Serangga pun telah turun dalam pertempuran.

Bab 80. Cinta Rahasia Sang Pangeran

Leinor berlari mengejar Cephril dan Knaurk yang terluka hingga ke dalam balairung istana. Para prajurit Mermaid sedang sibuk menghadang Pasukan Kegelapan di benteng sehingga keadaan dalam istana Mermaid menjadi begitu sepi. Knaurk yang luka parah dan keracunan tidak dapat berlari jauh demikian juga dengan Cephril yang telah terluka kakinya. Maka tidak sulit bagi Leinor untuk dapat segera menyusul mereka dan menahan pelarian dari keduanya.
‘Kau tidak bisa lari lagi, Mermaid pengkhianat!’ Seru Leinor kepada Cephril,’ Aku akan menghukum mati seorang pengkhianat Bangsa Mermaid hari ini juga!’
Cephril memandang Leinor dengan tatapan kebencian yang amat dalam dan balas menjawab,’ Pengkhianat? Bukankah kau yang telah berkhianat kepadaku terlebih dahulu, Pangeran Leinor! Tapi sepertinya sekarang sudah sepantasnya aku memanggilmu Raja Leinor yang mulia.’ Cephril tersenyum mengejek.
Leinor terdiam. Ia teringat akan masa – masa lampau, sekitar 100 tahun yang lalu, ketika ia dan Cephril masih kecil. Cephril dilahirkan oleh Mermaid wanita bernama Cephnie, Ksatria Mermaid dari hasil percintaannya dengan seorang Ksatria Bangsa Manusia Mithrail. Memiliki darah campuran adalah kutukan pada masa – masa itu karena memasuki Zaman Guardian End, di mana ada kecurigaan dan kebencian antara satu bangsa dengan bangsa lainnya. Termasuk di antaranya perang dingin antara Bangsa Manusia dan Mermaid. Cephril terjepit di antara perselisihan itu.
Meski memiliki kekuatan dan daya tahan di atas air maupun di dalam air dibanding Mermaid lainnya karena memiliki darah campuran, Cephril tetap dikucilkan oleh lingkungannya. Ia hidup hanya berdua dengan ibunya sampai suatu ketika Sang ayah melakukan tindakan nekat dengan masuk ke Atlantis secara diam – diam karena rindu keluarganya. Ia tertangkap dan dihukum mati di depan mata Cephril dan ibunya. Tak lama kemudian Sang Ibu meninggal karena sakit meninggalkan Cephril sendirian. Hari – demi hari dilalui Cephril kecil dengan pengucilan, ejekan dan kerap dipukuli oleh mermaid lainnya hingga datangnya sang penyelamat, Leinor, Pangeran Atlantis.
Leinor yang membenci ketidak adilan datang untuk membela Cephril ketika diganggu Mermaid lain. Cephril dan Leinor pun menjadi sahabat namun Leinor tetap menyembunyikan identitasnya karena ia tahu hal ini akan menjadi masalah besar jika sampai ada yang tahu bahwa Pangeran Atlantis bergaul dengan Mermaid berdarah campuran yang dianggap sebagai anak terkutuk pada masa itu. Rahasia Leinor pun berubah menjadi bencana ketika mereka berdua beranjak dewasa dan saling mencintai. Leinor yang di mabuk asmara lupa akan statusnya dan berjanji akan menikahi Cephril. Bagi Cephril, ini adalah mukjizat dan impian indah yang dinantikan sejak kecil untuk dapat hidup normal bersama orang yang dicintainya.
Namun seperti yang dapat diduga akhir cerita cinta keduanya berakhir tragis. Raja Heiron, ayah dari Leinor mengamuk luar biasa ketika tahu anaknya berniat menikahi Cephril. Ia langsung memerintahkan pasukannya untuk memburu dan menghukum mati Cephril. Leinor tidak berdaya mencegah kehendak sang ayah. Hati Cephril hancur lebur ketika melihat mimpi indahnya berakhir tragis. Selain tidak dapat hidup bersama kekasihnya malah diburu oleh Pasukan Kerajaan dan hidup sebagai pelarian. Cephril pun terpaksa melawan setiap ia berhadapan dengan Pasukan Kerajaan. Dengan kekuatan warisan Sang Ayah maupun Sang Ibu, tidak sulit bagi Cephril untuk berulangkali meloloskan diri. Hingga tak lama kemudian ia menjadi buronan Kerajaan Mermaid yang dianggap paling berbahaya.
Dalam suatu pertempuran Cephril melihat Leinor ada bersama – sama dengan Pasukan Kerajaan yang mengepungnya. Leinor meminta Cephril untuk menyerahkan diri dan ia akan meminta pengampunan kepada Raja agar ia tidak dihukum mati. Sebaliknya Cephril meminta Leinor untuk hidup bersamanya dan meninggalkan kerajaan. Tapi Leinor menolak dengan alasan ia harus menggantikan Sang ayah sebagai raja suatu saat nanti. Leinor berjanji, ia akan menikahi Cephril ketika naik tahta dan pada saat itu tidak ada yang dapat menghalangi mereka lagi. Cephril terdiam namun pada saat itulah sebuah tombak dilemparkan dan menusuk dadanya. Cephril menangis sambil menahan sakit karena ia tidak pernah menyangka bahwa Leinor tega mengkhianati dirinya. Namun pada saat kritis itulah tiba – tiba muncul Jin Laut yang besar bernama Knaurk. Ia segera mengeluarkan hujan halilintar dan melarikan Cephril.
Leinor mengamuk luar biasa dan ia memenggal kepala Jenderal yang berani melukai kekasihnya. Ia pun menghabiskan waktu berbulan – bulan mengarungi lautan untuk mencari Cephril. Hati Leinor tidak kalah hancur ketika mengetahui Cephril lenyap dan bertahun – tahun kemudian muncul kembali sebagai Ksatria Pasukan Kegelapan bersama dengan Knaurk. Ia muncul dengan kebencian yang amat sangat kepada Bangsa Mermaid sementara Leinor tetap harus berdiri membela bangsanya. Dua kekasih berada dalam dua kubu yang berlawanan. Knaurk pun sebenarnya jatuh cinta kepada Cephril namun cintanya selalu bertepuk sebelah tangan. Cinta dan kebencian pun mewarnai kisah kehidupan ketiga makhluk ini.

Tidak ada komentar: