Rabu, 29 Oktober 2008

War of The Dragons: Bab 1. Permusuhan Bangsa Naga

Bab 1. Permusuhan Bangsa Naga

‘Fleira, mengapa kau membawa pasukanmu untuk mengacau di sini? Sudah begitu besarkah nyalimu sehingga menantang kami, Para Naga Langit? Desa Kurcaci kecil ini berada di bawah perlindungan kami jadi jangan coba – coba kalian berani mengganggu mereka!’ Seru Awhair.
Fleira tertawa terbahak – bahak dengan suara berat dan nyala api keluar dari moncongnya. Ia menjawab,’ Awhair, sejak kapan Para Naga Langit berani melawan kami Para Naga Api. Bukankah kalian semua biasanya hanya pandai bersembunyi di balik awan sejak Agair Pemimpin Naga Langit kalah dengan memalukan?’
Awhair meraung dashyat dengan penuh kemarahan,’ Jangan pernah menghina ayahku! Kau akan membayarnya dengan mahal atas penghinaan ini!’ Awhair Pun langsung mengepakkan sayapnya yang berkilauan keemasan. Tak lama kemudian angin badai pun berhembus dengan dashyat dan langsung menghantam Para Naga Api di hadapannya. Fleira yang tidak menyangka akan diserang secara mendadak tidak dapat meluputkan diri dari serangan. Ia terdorong mundur dan menabrak tebing karang hingga hancur. Beberapa anak buahnya tercabik – cabik oleh badai ganas Awhair yang mampu menyayat gunung batu menjadi berkeping – keping.
Fleira segera terbang kembali dan meyemburkan api dari moncongnya. Api itu berhasil menghanguskan beberapa Naga Langit yang tidak berhasil mengelak. Fleira memanfaatkan serangannya untuk terbang menjauh. Ia kini telah terkutuk oleh sifat sombong dirinya sendiri sehingga berani menantang Awhair yang setingkat lebih sempurna daripadanya . Fleira tahu ia bertindak sangat bodoh dengan berani menghina Agair sendiri dan kebodohan yang lain adalah dengan berusaha lari dari Para Naga Langit. Dalam sekejap saja Awhair sudah berhasil mengejar Fleira dan menyemburkan badai angin yang dashyat dari moncongnya. Sia – sia saja Fleira berusaha mengelak karena serangan angin sangat cepat dan sulit diprediksi arahnya. Tiba – tiba saja keseimbangan terbang Fleira terganggu dan ia jatuh dengan keras ke atas tanah. Belum sempat ia bangkit untuk membalas serangan, sebuah cakar sudah menghajar lehernya. Fleira meraung keras sekali sebelum serangan badai kedua Awhair menghabisi nyawanya.
Beberapa Naga Api berhasil meloloskan diri ketika Para Naga Langit sedang mengkonsentrasikan serangan kepada Fleira. Para Naga Langit yang melihat lawannya melarikan diri segera menggeram marah dan berusaha mengejar tetapi Awhair segera melarangnya.
‘Jangan kejar mereka! Ingat prioritas kita adalah menemukan dan mencari jantung ayahku. Lagipula siapa yang tahu ada berapa banyak jumlah mereka sebenarnya. Jangan sampai kita masuk ke dalam penyergapan akibat ingin menghabisi beberapa Naga kecil seperti itu. Saatnya akan datang ketika aku dapat menemukan jantung ayahku dan menemukan inti kekuatan Naga Langit yang sebenarnya,’ Kata Awhair. Lalu Ahwair memandang para kurcaci dengan tatapan mata ganas,’ Jadi katakan kepadaku, makhluk kerdil! Di mana The Yellow Orb yang kau maksudkan itu?’

Tidak ada komentar: